Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - MANILA - Filipina telah mengirimkan tiga kapal penjaga pantai untuk memastikan keselamatan armada sipil yang berlayar ke perairan dangkal di Laut Cina Selatan. Lokasi ini menjadi tempat bagi Filipina dan China terlibat dalam perselisihan sengit mengenai klaim wilayah.
Misi tiga hari Filipina ini untuk membagikan perbekalan bagi para nelayan yang berlabuh di Scarborough Shoal yang diperebutkan. Misi ini dipimpin oleh sebuah kelompok bernama Atin Ito (Ini Milik Kita), bersama dengan lima kapal penangkap ikan komersial, kata penyelenggara misi. Sekitar 100 perahu nelayan kecil juga akan bergabung pada bagian awal perjalanan ini.
Juru bicara Penjaga Pantai Filipina (PCG) Jay Tarriela kepada wartawan menyatakan, keberadaan penjaga pantai Filipina bukanlah bagian dari misi sipil yang berlayar pada hari Rabu. Namun, mereka akan memberikan jaminan keselamatan dan keamanan bagi para sukarelawan sipil tersebut.
Baca Juga: Filipina Tuding China Kembali Memicu Konflik di Laut Cina Selatan
Sebuah pesawat PCG juga dikerahkan untuk memantau situasi di Scarborough Shoal pada hari Rabu. Mereka melaporkan melihat 19 kapal China berkeliaran di tempat ini, termasuk satu kapal angkatan laut China berjaga di sekitar wilayah tersebut.
Menurut PCG, pihaknya juga memantau dua penghalang mengambang di pintu masuk tenggara perairan dangkalan tersebut. Stasiun penyiaran negara China, CCTV, melaporkan bahwa Penjaga Pantai China baru-baru ini mengadakan latihan rutin di dangkalan tersebut.
Atin Ito memimpin misi serupa pada bulan Desember untuk mengirimkan pasokan kepada pasukan yang ditempatkan di Second Thomas Shoal, namun misi tersebut mempersingkat perjalanannya karena apa yang digambarkannya sebagai membayangi dan tindakan pelecehan oleh kapal penjaga pantai China.
Baca Juga: Ini Peringatan China ke Filipina atas Kesalahan Perhitungan di Laut China Selatan
China mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka memiliki kedaulatan yang tidak dapat disangkal atas perairan dangkal yang disebut Pulau Huangyan dan perairan di sekitarnya.
“Jika pihak Filipina menyalahgunakan niat baik China dan melanggar kedaulatan teritorial dan yurisdiksi China, maka China akan mempertahankan haknya sesuai dengan hukum. Tanggung jawab dan konsekuensi terkait sepenuhnya ditanggung oleh pihak Filipina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin kepada media.
Senada dengan komentar Kementerian Luar Negeri, CCTV mengatakan Penjaga Pantai China melakukan “kegiatan perlindungan hak dan penegakan hukum rutin” di perairan sekitar perairan dangkal yang disengketakan pada hari Rabu.
Penjaga pantai China mendesak Filipina untuk segera “menghentikan pelanggarannya” dan mengatakan akan dengan tegas menjaga kedaulatan wilayah serta hak dan kepentingan maritim negara tersebut, tambah CCTV.
DITANGKAP PADA TAHUN 2012
Perairan dangkal Scarborough Shoal terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. Scarborough Shoal sangat diidam-idamkan karena stok ikannya yang melimpah dan laguna biru kehijauan yang menakjubkan yang menjadi tempat berlindung yang aman bagi kapal saat terjadi badai.
Pulau ini direbut oleh China pada tahun 2012 setelah perselisihan dengan Filipina, dan sejak itu Beijing terus mengerahkan pasukan penjaga pantai dan kapal pukat ikan, yang beberapa di antaranya dituduh oleh Manila sebagai milisi maritim. China belum mengakui kehadiran milisi di Laut Cina Selatan.
“Tindakan China di Laut Filipina Barat tidak menunjukkan kekuatan, namun kelemahan yang mencolok,” kata Rafaela David, salah satu penyelenggara Atin Ito, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: China Bantah Tudingan Filipina Soal Pulau Buatan di Laut China Selatan
“Ketika mereka melakukan intimidasi terhadap kapal penangkap ikan sipil berukuran kecil dengan kekuatan militer, hal ini menunjukkan narasi yang dibangun atas dasar rasa takut dibandingkan otoritas yang sah.”
Sementara Filipina menggunakan istilah Laut Filipina Barat (WPS) adalah istilah Manila untuk perairan Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan yang berada dalam ZEE 200 mil laut.
Atin Ito mengatakan, pihaknya telah memasang pelampung simbolis di ZEE Filipina yang bertuliskan "WPS ATIN ITO".
Seperti kita tahu,China mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, termasuk sebagian yang diklaim oleh Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Sementara berdasarkan Keputusan Pengadilan Permanen Arbitrase pada tahun 2016 menyatakan bahwa klaim besar-besaran China tidak memiliki dasar hukum.