Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - ISABELA, Filipina. Lebih dari 900.000 warga Filipina dievakuasi dari daerah rawan bencana saat Super Topan Fung-wong mulai menerjang Pulau Luzon, Minggu (9/11/2025).
Pemerintah menangguhkan kegiatan kerja dan sekolah di sejumlah wilayah, termasuk Metro Manila, seiring meningkatnya ancaman badai dahsyat ini.
Fung-wong dikenal secara lokal sebagai Uwan diperkirakan akan mendarat di Provinsi Aurora pada Minggu malam.
Baca Juga: China Tangguhkan Larangan Ekspor Galium dan Germanium ke AS hingga 2026
Topan ini datang hanya beberapa hari setelah Topan Kalmaegi menewaskan 224 orang di Filipina dan 5 orang di Vietnam, serta menghancurkan sejumlah wilayah pesisir.
Badan cuaca Filipina melaporkan, Fung-wong membawa angin berkecepatan 185 km/jam dengan hempasan mencapai 230 km/jam, disertai hujan lebat yang membentang luas di wilayah Luzon.
Peringatan Dini dan Evakuasi Massal
Pemerintah menetapkan status siaga tertinggi, Signal No. 5, di wilayah tenggara dan tengah seperti Catanduanes, Camarines Sur, dan Aurora, sementara Metro Manila dan sekitarnya berada di bawah Signal No. 3.
Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro mengimbau warga untuk patuh pada perintah evakuasi dini, memperingatkan bahwa menolak evakuasi dapat membahayakan keselamatan.
Baca Juga: Produsen dan Peritel Tak Siap, Mainan Demon Hunters Tak Tersedia di Libur Akhir Tahun
“Kami meminta warga untuk segera mengungsi agar kami tidak perlu melakukan penyelamatan di saat-saat terakhir yang bisa membahayakan nyawa petugas,” ujarnya dalam pernyataan publik.
Fung-wong merupakan badai ke-21 yang melanda Filipina tahun ini, negara yang rata-rata dilanda sekitar 20 badai tropis setiap tahun.
Pemerintah berharap tidak ada korban jiwa kali ini, di tengah upaya berkelanjutan menolong korban Kalmaegi dan memulihkan infrastruktur.
Sekitar 2.000 personel militer telah dialihkan dari pelatihan lapangan untuk memperkuat misi kemanusiaan dan tanggap darurat.
Baca Juga: 39 Hari Government Shutdown AS, Demokrat dan Republik Masih Ogah Mengalah
Kondisi di Lapangan
Di Provinsi Isabela, ratusan keluarga berlindung di pusat evakuasi darurat seperti gedung olahraga dan balai desa.
“Kami mendengar topan ini sangat kuat, jadi kami mengungsi lebih awal,” ujar Christopher Sanchez (50), salah satu pengungsi.
“Kami tinggal di tepi sungai, dan setiap kali ada badai, air bisa naik setinggi manusia.”
Laporan jurnalis Reuters menunjukkan kondisi di Isabela mulai memburuk, dengan angin kencang, hujan deras, dan pohon tumbang yang mengganggu perjalanan.
Baca Juga: Sesuai Perintah Putin, Rusia Tengah Siapkan Proposal Uji Coba Nuklir
Sementara itu, Penjaga Pantai Filipina mengevakuasi warga di Camarines Sur menggunakan truk setelah mereka menyeberang dengan perahu kecil.
Pemerintah juga melaporkan pemadaman listrik di Visayas Timur dan pembatalan hampir 400 penerbangan domestik dan internasional akibat cuaca ekstrem.













