Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan investasi swasta yang berbasis di Stockholm, EQT AB, sedang mempertimbangkan untuk mengambil alih perusahaan telekomunikasi asal Belanda Royal KPN NV. Rencana ini bakal jadi akuisisi terbesar yang akan dilakukan EOT AB sepanjang sejarah.
Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut mengatakan, EOT AB kini sedang dalam tahap awal menjajaki calon penasehat untuk mengkaji kelayakan akuisisi tersebut. Sementara saham KPN telah anjlok 15% sepanjang tahun ini membawa valuasi pasar sekitar 9,4 miliar euro atau sekitar US$ 11,1 miliar.
Namun, hingga kini memang belum ada keputusan akhir yang dibuat dan tidak ada kepastian bahwa pertimbangan EQT bakal berujung jadi satu penawaran. Setiap pelamar ingin mendapatkan dukungan dari manajemen KPN dan pemerintah Belanda setelah mantan perusahaan monopoli telekomunikasi itu sebelumnya melawan pengambilalihan yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Thai Airways dapat persetujuan pengadilan untuk rencana restrukturisasi utang
Namun, saat dimintai konfirmasi, perwakilan EQT dan KPN menolak berkomentar. Menurut analis InsingerGilissen Bankiers NV, Jos Versteeg, rencana akuisisi itu bisa berjalan jika calon investor datang dengan dengan rencana yang sangat bagus. "Jadi itu akan tergantung pada kebijakan orang-orang perusahaan ekuitas tersebut." katanya dikutip Bloomberg, Minggu (11/10).
Pemerintah Belanda saat ini diizinkan untuk memblokir akuisisi sebuah perusahaan telekomunikasi. Juru Bicara Kementerian Perekonomia Belanda mengatakan, undang-undang yang memberikan pemerintah hal menolak akuisisi itu sudah disetujui oleh parlemen negera itu pad awal tahun.
KPN juga memiliki fondasi yang dapat bertindak sebagai pertahanan dengan memberlakukan tindakan perlindungan yang memungkinkannya memperoleh cukup saham untuk menggagalkan rencana akuisisi.
David Vagman, analis di ING Bank NV, mengatakan pemerintah Belanda maupun yayasan di atas KPN dapat menolak kesepakatan itu. Ia bilang, ada banyak alasan dibalik rencana akuisisi, tidak hanya alasan keuangan. Bisa alasan baik maupun buruk. "Alasannya itu bisa jadi berbau kepentingan politik, strategis, sovinisme atau kepentingan manajemen sendiri," ujarnya.
Baca Juga: Masuk wilayah tanpa izin, Malaysia menahan 60 warga negara China dan enam kapal
KPN, yang kini bernilai sekitar 16 miliar euro termasuk utang, telah melaporkan penurunan pendapatan selama lebih dari satu dekade. Sahamnya diperdagangkan mendekati level terendah sepanjang masa di tengah persaingan ketat dengan raksasa regional seperti Vodafone Group Plc.
Perusahaan ini telah menunjuk Joost Farwerck sebagai CEO setahun lalu untuk menggantikan Maximo Ibarra. Farwerck mengambil alih bisnis yang memotong biaya dan mencari aliran pendapatan baru untuk mengurangi tekanan persaingan di pasar dalam negerinya.