Sumber: Xinhua | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyelesaikan terapi pengobatan untuk infeksi corona (Covid-19).
"Pemeriksaan fisik Trump tetap stabil dan tanpa indikasi yang menunjukkan perkembangan penyakit sejak kembali ke kediaman presiden pada Senin setelah tiga hari di rumah sakit," kata dokter Gedung Putih Sean Conley dalam memo baru yang dikutip Xinhua, Jumat (9/10).
"Secara keseluruhan dia menanggapi pengobatan dengan sangat baik, tanpa bukti pemeriksaan efek terapi yang merugikan," tulis Conley.
Baca Juga: Ngebet kampanye, Donald Trump ingin tampil di acara publik pada Sabtu (10/10)
Trump dinyatakan positif corona pada 1 Oktober 2020 dan Sabtu mendatang akan menjadi hari ke-10 sejak diagnosis tersebut.
"Berdasarkan diagnostik tingkat lanjut yang telah dilakukan tim, saya sepenuhnya mengantisipasi Presiden kembali dengan aman ke keterlibatan publik pada saat itu," kata Conley.
Setelah terinfeksi corona, Trump mengalami demam tinggi dan kadar oksigennya turun dua kali.
Dia diberi obat antivirus Remdesivir, steroid deksametason anti-inflamasi dan koktail antibodi eksperimental yang diproduksi oleh pembuat obat AS Regeneron selama perawatannya.
Baca Juga: Panas, AS tuding Rusia, China, Iran berusaha mencegahnya mendapatkan vaksin corona
Dokter mengatakan, hingga Kamis sore, detak jantung Trump 69 detak per menit, tekanan darahnya 127/81 mmHg, laju pernapasannya 15-17 napas per menit, dan oksimetri nadinya menunjukkan kadar oksigen darah 96-98 persen dengan udara ruangan.
Namun, Gedung Putih telah berulang kali menolak untuk mengungkapkan kapan terakhir kali Trump mendapatkan hasil tes negatif.
Trump, yang ikut pemilihan kembali tahun ini melawan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, sangat ingin untuk kembali bekerja dan berkampanye.
Dia bekerja dari Oval Office Gedung Putih pada Rabu dan Kamis meskipun ada kekhawatiran bahwa dia mungkin masih tertular.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan agar individu melakukan isolasi sendiri setidaknya 10 hari setelah timbulnya gejala corona, yang telah menginfeksi sekitar 7,6 juta orang dan menewaskan lebih dari 212.000 orang di Amerika Serikat.