Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings dan Moody's Investor Service memandang bahwa kemunculan Covid-19 varian Omicron dapat merusak prospek pertumbuhan ekonomi global dan di saat yang sama akan mendorong inflasi lebih tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan kedua lembaga itu pada Senin (30/11) setelah WHO mengatakan bahwa varian baru ini memiliki daya penyebaran yang sangat tinggi. "Varian Omicron menimbulkan resiko terhadap pertumbuhan global dan inflasi, terutama karena muncul di saat kondisi rantai pasokan yang menantang, inflasi tinggi dan penurunan pasar tenaga kerja," kata Elena Duggar, Associate Managing Director Moody's dikutip Reuters, Selasa (30/11).
Duggar menambahkan, varian ini juga kemungkinan akan memukul permintaan selama perjalanan liburan dan musim belanja yang akan datang.
Jika varian Omicron mempengaruhi resiko pasar global maka akan menyebabkan tekanan keuangan lebih lanjut bagi para penerbit utang dengan kebutuhan pembiayaan yang besar. "Contohnya, negara-negara emerging market yang mengandalkan pinjaman dari pasar internasional mungkin menghadapi resiko refinancing yang lebih tinggi," kata duggar.
Baca Juga: ByteDance dukung startup Dubai bangun rantai logistik ke China
Sementara secara terpisah, Fitch Ratings mengatakan, sebetulnya masih terlalu dini untuk memasukkan efek varian virus corona Omicron ke dalam perkiraan pertumbuhan ekonominya sampai lebih banyak diketahui tentang penularan dan tingkat keparahannya. "Menyamakan dampaknya pada penurunan global dengan semester I tahun 2020 sangat tidak mungkin. Tetapi kenaikan inflasi akan memperumit respons ekonomi makro jika varian baru bertahan," kata Fitch.
Pada Senin kemarin, semakin bertambah negara yang menutup perbatasannya, membayangi pemulihan ekonomi dari pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun.
Sementara sumber Reuters dari pelaku industri mengatakan, maskapai besar bertindak cepat untuk melindungi hub mereka dengan membatasi perjalanan penumpang dari Afrika selatan, khawatir bahwa penyebaran varian baru akan memicu pembatasan dari tujuan lain di luar wilayah yang terkena dampak langsung.
Presiden AS Joe Biden mendesak orang Amerika untuk tidak panik dan mengatakan Amerika Serikat bekerja dengan perusahaan farmasi untuk membuat rencana darurat jika vaksin baru diperlukan.
Biden mengatakan negara itu tidak akan kembali memberlakukan lockdown pada musim dingin ini, tetapi mendesak orang untuk divaksinasi, mendapatkan booster dan memakai masker.
Baca Juga: Tengah dililit masalah, obligasi Evergrande diserap Ashmore
Seorang ahli penyakit menular dari Afrika Selatan, tempat para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi Omicron, mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah varian tersebut menyebabkan gejala yang lebih parah daripada varian sebelumnya, tetapi tampaknya lebih menular.
Duggar mengatakan, dari pengalaman varian sebelumnya, meskipun beberapa pembatasan perjalanan internasional dilakukan namun penyebaran varian Omicron mungkin sulit dihentikan.
"Jika varian baru menyebabkan gelombang infeksi Covid-19 yang meningkat, ekonomi yang paling terpukul adalah mereka yang memiliki tingkat vaksinasi lebih rendah, ketergantungan yang lebih tinggi pada pariwisata, dan kapasitas yang lebih rendah untuk menawarkan dukungan kebijakan fiskal dan moneter untuk mengimbangi dampak pertumbuhan dari gelombang baru dari infeksi," pungkasnya.