Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - LONDON, INGGRIS. Nilai euro terhadap dollar AS naik ke atas US$ 1,2400, level tertinggi selama tiga minggu, pada Selasa (17 April 2018). Kenaikan ini terjadi setelah terbit data ekonomi China yang solid serta surutnya kekhawatiran akan serangan AS di Suriah melemahkan dolar.
Namun demikian, komentar Presiden AS Donald Trump tentang China dan Rusia yang menurutnya mencoba mendevaluasi mata uang mereka juga membebani greenback. Investor berspekulasi bahwa pemerintah AS ingin melihat dollar AS lebih lemah.
Russia and China are playing the Currency Devaluation game as the U.S. keeps raising interest rates. Not acceptable! — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 16, 2018
"Seberapa beralasan komentar ini sebenarnya jauh lebih penting daripada fakta bahwa dia telah mengatakannya. Ini menunjukkan bahwa Presiden Trump mencoba meruntuhkan nilai dolar AS demi mengecilkan tagihan impor AS. Ini pasti akan memperkuat minat investor untuk membatasi eksposur dolar mengingat ketidakpastian atas kebijakan dolar ke depan," kata analis MUFG dalam sebuah catatan.
Tudingan Trump itu mengundang tanya karena yuan telah menguat dalam beberapa bulan terakhir dan penurunan rubel baru-baru ini secara luas dianggap akibat sanksi AS kepada Rusia.
Indeks Dolar AS sendiri telah turun sedalam 0,2%. Pelemahan ini mencakup penurunan terhadap sterling dan beberapa mata uang Asia termasuk Won Korea.
"Tampaknya sentimen risiko terhadap dollar AS bangkit kembali. Ini menguatkan bukan hanya euro, tapi juga matauang sterling dan matauang Asia," kata Alvin Tan, FX Strategist di Societe Generale. "Kita memang masih memiliki isu perang dagang, tetapi tampaknya telah mati. Kita belum membaca tweet baru dari Trump soal perang dagang selama beberapa hari terakhir."
Terhadap yen, dolar juga melemah ke 106,96 yen dari level tertinggi tujuh minggu 107,78 yen. Level rekor itu tersentuh Jumat pekan lalu karena para trader forex bersiap mengantisipasi pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Selasa dan Rabu ini.
Tokyo ingin menghindari pembicaraan tentang perjanjian perdagangan bebas dua arah yang ditujukan bukan hanya terhadap akses pasar melainkan juga kebijakan moneter dan mata uang.
Sekadar catatan, sebuah data resmi yang terbit hari ini menunjukkan bahwa perekonomian Cina tumbuh 6,8% pada kuartal pertama 2018 dari tahun sebelumnya, sedikit di atas ekspektasi dan tidak berubah dari kuartal sebelumnya.