Sumber: KONTAN |
WASHINGTON. Pada hari Sabtu (15/11), para pemimpin dari negara maju dan berkembang plus 4 lembaga internasional mengakhiri pertemuan dua harinya di Washington dengan satu kesepakatan. Mereka berjanji bekerja sama lebih erat dalam mengatasi krisis keuangan global. Krisis ini telah melenyapkan US$ 964,9 miliar dari institusi keuangan dunia. Krisis ini pula yang menyeret banyak negara menuju resesi.
Meski begitu, negara-negara yang tergabung dalam Kelompok 20 (G-20) itu berhasil menuangkan 47 butir tindakan dalam sebuah dokumen. Di antaranya, mereka menginginkan kebijakan yang lebih luas. Ini termasuk menurunkan suku bunga dan stimulus fiskal.
G-20 juga menetapkan tenggat waktu Maret ini bagi para Menteri Keuangan. Mereka bertuga memberi rekomendasi soal pengetatan standar akuntansi, pasar derivatif, dan pengawasan hedge fund serta lembaga pemeringkat.
G-20 juga menetapkan bahwa regulasi adalah yang paling penting dan utama. Ini menjadi tanggung jawab tiap negara. Di saat yang sama, mereka juga menuntut kerja sama internasional yang lebih intens lagi dalam mengawasi lembaga keuangan yang operasi dan masalahnya melampaui batas negara.
Untuk itu, mereka akan membentuk badan pengawas alias supervisory colleges. Nantinya, bank-bank global wajib mengadakan pertemuan rutin dengan badan pengawas ini.
Yang juga akan berlaku secara internasional adalah standar akuntansi mengenai pencatatan nilai surat berharga, terutama di saat institusi itu berada dalam masalah. Selain itu, ada pula penggunaan clearing house bagi keamanan transaksi derivatif.
Di luar keuangan, G-20 berjanji takkan menambah hambatan perdagangan (trade barriers) tahun depan. Mereka juga akan menghidupkan lagi perundingan World Trade Organization yang dikenal dengan nama Putaran Doha di akhir tahun ini. Dan G-20 juga akan meninjau kembali kecukupan sumber dana pada IMF dan World Bank.
Meski begitu, negara-negara yang tergabung dalam Kelompok 20 (G-20) itu berhasil menuangkan 47 butir tindakan dalam sebuah dokumen. Di antaranya, mereka menginginkan kebijakan yang lebih luas. Ini termasuk menurunkan suku bunga dan stimulus fiskal.
G-20 juga menetapkan tenggat waktu Maret ini bagi para Menteri Keuangan. Mereka bertuga memberi rekomendasi soal pengetatan standar akuntansi, pasar derivatif, dan pengawasan hedge fund serta lembaga pemeringkat.
G-20 juga menetapkan bahwa regulasi adalah yang paling penting dan utama. Ini menjadi tanggung jawab tiap negara. Di saat yang sama, mereka juga menuntut kerja sama internasional yang lebih intens lagi dalam mengawasi lembaga keuangan yang operasi dan masalahnya melampaui batas negara.
Untuk itu, mereka akan membentuk badan pengawas alias supervisory colleges. Nantinya, bank-bank global wajib mengadakan pertemuan rutin dengan badan pengawas ini.
Yang juga akan berlaku secara internasional adalah standar akuntansi mengenai pencatatan nilai surat berharga, terutama di saat institusi itu berada dalam masalah. Selain itu, ada pula penggunaan clearing house bagi keamanan transaksi derivatif.
Di luar keuangan, G-20 berjanji takkan menambah hambatan perdagangan (trade barriers) tahun depan. Mereka juga akan menghidupkan lagi perundingan World Trade Organization yang dikenal dengan nama Putaran Doha di akhir tahun ini. Dan G-20 juga akan meninjau kembali kecukupan sumber dana pada IMF dan World Bank.