Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Pada bulan Maret, produsen tote bags dan mainan lokal yang berorientasi ekspor di kota itu, Dongguan Fantastic Toy Company, runtuh setelah pesanan luar negeri mengering dan meninggalkan beberapa pekerja dengan gaji yang tidak dibayar.
Pemilik bisnis lain di China yang tidak mampu lagi mempertahankan operasi menghadapi sejumlah rintangan sebelum mereka dapat meninggalkan perusahaan.
Baca Juga: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dikabarkan akan umumkan keadaan darurat
Jika sebuah perusahaan yang bangkrut ingin membatalkan pendaftaran perusahaannya, perusahaan tersebut harus melalui prosedur kebangkrutan atau menunjukkan laporan likuidasi yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hutang atau kewajiban lain yang belum dibayar.
Setelah pemegang saham atau kreditor mengajukan kebangkrutan, pengadilan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menerima kasus ini, diikuti dengan proses verifikasi yang panjang, pertemuan kreditor dan penjualan aset.
“Saya memprediksi lonjakan kebangkrutan akan terjadi tidak lama setelah situasi tenang. Kami tahu banyak perusahaan sudah ada di ambang kebangkrutan. Hanya saja mereka tidak perlu menyatakan atau mengajukan kebangkrutan segera," kata Li Haifeng, seorang mitra di Baker McKenzie FenXun.
Baca Juga: Kabar baik! Pertama sejak puncak, Korsel laporkan kurang dari 50 kasus corona