CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.896   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.257   -52,03   -0,71%
  • KOMPAS100 1.109   -7,98   -0,71%
  • LQ45 882   -4,85   -0,55%
  • ISSI 220   -1,57   -0,71%
  • IDX30 452   -2,51   -0,55%
  • IDXHIDIV20 543   -3,37   -0,62%
  • IDX80 127   -0,96   -0,75%
  • IDXV30 136   -1,38   -1,00%
  • IDXQ30 150   -0,98   -0,65%

Gara-gara menginvasi Suriah, Volkswagen tunda investasi miliaran dolar di Turki


Rabu, 16 Oktober 2019 / 13:37 WIB
Gara-gara menginvasi Suriah, Volkswagen tunda investasi miliaran dolar di Turki
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Mechanic staff work on the production line of Volkswagen e-Golf in the Glaeserne Manufaktur plant in Dresden, Germany May 8, 2018. REUTERS/Matthias Rietschel/File Photo


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Volkswagen telah menunda investasi di Turki yang sebelumnya direncanakan sebesar US$ 1,4 miliar. Langkah ini diambil sebagai respons dari sikap ofensif militer negara tersebut di Suriah.

Dilansir dari CNN, produsen mobil terbesar di dunia yang mengoperasikan 122 pabrik produksi di seluruh dunia ini sedang bersiap untuk mengambil keputusan akhir tentang rencana pembangunan pabrik yang direncanakan dibangun di provinsi Manisa, Turki.

Baca Juga: Campur tangan atas Hong Kong, China ancam ambil tindakan balasan ke Amerika

"Keputusan untuk pabrik baru ditunda oleh dewan manajemen Volkswagen AG," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. 

"Kami sedang memantau situasi dengan hati-hati dan khawatir tentang perkembangan saat ini," lanjut pernyataan tersebut.

Pabrik senilai 1,3 miliar euro ini disiapkan untuk memproduksi Passat dan Skoda Superb. Sebelumnya Grup Volkswagen sudah memiliki satu pabrik di Turki, yang memproduksi kendaraan komersial untuk anak perusahaan mereka yakni MAN.

Sementara itu, Turki melancarkan invasi pekan lalu di wilayah Suriah Utara yang dikuasai oleh Kurdi, etnis minoritas yang sejak lama bersekutu dengan Amerika Serikat yang memainkan peran utama dalam perang melawan ISIS.

Baca Juga: Pentagon ogah bocorkan dokumen penyelidikan pemakzulan

Sebelumnya Kanselir Jerman Angela Merkel telah meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengakhiri sikap ofensif ini karena ada risiko konsekuensi kemanusiaan yang serius dan kebangkitan oleh ISIS.

Pemerintah Jerman juga telah bergabung dengan Prancis, Norwegia, Finlandia dan Belanda untuk memerintahkan penghentian penjualan peralatan militer ke Turki.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dituduh membuka jalan bagi invasi Turki dengan memerintahkan pasukan AS keluar dari Suriah utara, mengumumkan sanksi baru terhadap pemerintah Turki.

Trump juga mengatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif baja dari Turki menjadi 50% dan segera menghentikan negosiasi perdagangan dengan Ankara.

Baca Juga: Menkeu India: Kami tidak dapat mengorbankan kekuatan ekonomi untuk mematuhi sanksi AS



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×