Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gedung Putih kembali merilis laporan baru terkait aktivitas kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group. Kali ini, Wagner diduga telah mendapat pasokan senjata dari Korea Utara.
Laporan ini disampaikan oleh John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, pada hari Kamis (22/12) waktu setempat. Kirby menyebut pengiriman senjata terbaru Korea Utara mencakup roket infanteri dan misil yang terjadi bulan lalu.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Wagner, yang membayar peralatan tersebut. Pyongyang berencana untuk mengirimkan lebih banyak peralatan militer," kata Kirby seperti dikutip Yonhap.
Baca Juga: Ukraina Klaim Berhasil Menyerang Markas Tentara Bayaran Rusia
Tidak hanya itu, Kirby melaporkan bahwa saat ini Rusia semakin bergantung pada tentara Wagner. Ia menjelaskan bahwa saat ini ada sekitar 50.000 paramiliter telah dikerahkan oleh Wagner untuk mendukung perang di Ukraina.
"Dalam kasus tertentu, pejabat militer Rusia sebenarnya berada di bawah komando Wagner. Sangat jelas bagi kami bahwa Wagner muncul sebagai pusat kekuatan saingan militer Rusia dan kementerian Rusia lainnya," lanjut Kirby.
Wagner Group tentu membantah tuduhan AS tersebut. Layanan militer swasta yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin menyebut laporan tersebut hanya bersifat gosip dan spekulasi.
Baca Juga: Kecam Kebangkitan Militer Jepang, Korea Utara Menyatakan Siap Melawan
Sebelumnya, media Jepang Tokyo Shimbun juga melaporkan adanya transaksi senjata antara Korea Utara dengan Rusia. Disebutkan bahwa Korea Utara telah mengirimkan amunisi ke Rusia melalui kereta api melalui perbatasan mereka bulan lalu dan pengiriman tambahan diharapkan dalam beberapa minggu mendatang.
Korea Utara langsung merespons tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai laporan palsu.
"Laporan palsu media Jepang bahwa DPRK (Korea Utara) menawarkan amunisi ke Rusia adalah pengalih perhatian yang paling tidak masuk akal, yang tidak layak untuk dikomentari atau ditafsirkan," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea melalui media resminya, KCNA, pada hari Jumat (23/12).
Namun, pernyataan tersebut sama sekali tidak menyinggung tuduhan AS soal pengiriman senjata ke Wagner Group