kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Gelandang Hotspur Rodrigo Bentancur Dilarang Bermain 7 Pertandingan Akibat Rasisme


Selasa, 19 November 2024 / 01:00 WIB
Gelandang Hotspur Rodrigo Bentancur Dilarang Bermain 7 Pertandingan Akibat Rasisme
ILUSTRASI. Rodrigo Bentancur, gelandang Tottenham Hotspur, dijatuhi larangan bermain selama tujuh pertandingan domestik oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA)


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rodrigo Bentancur, gelandang Tottenham Hotspur, dijatuhi larangan bermain selama tujuh pertandingan domestik oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) setelah terbukti menggunakan ujaran rasis terhadap rekan setimnya, Son Heung-min.

Kasus ini menjadi sorotan besar, tidak hanya karena melibatkan pemain top Liga Inggris, tetapi juga karena dampaknya terhadap reputasi klub dan pemain itu sendiri.

Latar Belakang Kasus Rodrigo Bentancur

FA menjatuhkan sanksi kepada Rodrigo Bentancur berdasarkan insiden yang terjadi pada bulan Juni 2024, saat ia menghadiri wawancara televisi di negara asalnya, Uruguay.

Baca Juga: Ruben Amorim Incar Bintang Premier League Ini Sebagai Rekrutan Pertamanya di MU

Dalam wawancara tersebut, Bentancur membuat pernyataan yang dianggap merujuk pada ras dan etnis tertentu.

Pernyataan itu, meskipun diklaim sebagai lelucon yang buruk, dinilai sebagai pelanggaran aturan FA Pasal E3 terkait perilaku yang melibatkan referensi rasial.

Pernyataan Kontroversial

Dalam wawancara tersebut, Bentancur ditanya oleh pembawa acara tentang kemungkinan mendapatkan kaus Son Heung-min. Ia menjawab dengan komentar yang dianggap menghina:
"Sonny? Mungkin juga sepupunya Sonny karena mereka semua terlihat sama."

Setelah insiden ini, Bentancur meminta maaf melalui media sosial, mengakui bahwa komentarnya adalah lelucon yang tidak pantas dan menegaskan bahwa ia tidak berniat menyinggung siapa pun, termasuk Son.

Baca Juga: Ruben Amorim Mulai Melatih Manchester United, Perombakan Staf dan Optimisme Baru

Sanksi yang Dijatuhkan FA

FA memutuskan bahwa Bentancur telah melanggar aturan dengan tingkat pelanggaran yang "diperburuk" karena mengandung unsur rasisme. Berikut rincian sanksi yang dijatuhkan kepada Bentancur:

  1. Larangan Bermain Selama 7 Pertandingan Domestik
    Bentancur tidak akan dapat tampil dalam pertandingan Liga Inggris melawan Manchester City, Liverpool, Chelsea, serta perempat final Piala Liga melawan Manchester United.

  2. Denda Sebesar £100.000
    Sebagai bagian dari hukuman, Bentancur juga dikenai denda besar.

  3. Kewajiban Mengikuti Program Edukasi Tatap Muka
    FA mewajibkan Bentancur untuk mengikuti program pendidikan terkait isu rasisme sebagai bagian dari upaya pencegahan pelanggaran serupa di masa mendatang.

Meskipun demikian, Bentancur tetap diperbolehkan bermain di kompetisi Eropa seperti Liga Europa.

Baca Juga: Erling Haaland Menjadi Bintang dalam Kemenangan Telak Norwegia atas Kazakhstan

Dampak pada Tim Tottenham Hotspur

Absennya Bentancur selama tujuh pertandingan domestik menjadi pukulan telak bagi Tottenham, yang saat ini sedang bersaing ketat di papan atas Liga Inggris.

Hingga saat ini, Bentancur telah tampil dalam 15 pertandingan musim ini dan mencetak gol pertamanya dalam kekalahan melawan Ipswich pada 11 November.

Kehilangannya mempersempit opsi pelatih untuk lini tengah tim.

Selain itu, insiden ini juga berpotensi mencoreng reputasi klub, mengingat pentingnya citra di mata publik dan sponsor.

Tottenham sendiri telah merilis pernyataan resmi yang menyatakan komitmen mereka terhadap nilai-nilai inklusivitas dan keberagaman.

Selanjutnya: 2 Cara Cek Pengumuman Hasil Tes SKD CPNS 2024, Simak Caranya



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×