kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gempa Maroko, Masjid Bersejarah Peninggalan Abad ke-12 Runtuh


Senin, 11 September 2023 / 10:25 WIB
Gempa Maroko, Masjid Bersejarah Peninggalan Abad ke-12 Runtuh
ILUSTRASI. Korban gempa bumi paling mematikan di Maroko dalam lebih dari enam dekade. REUTERS/Abdelhak Balhaki


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - MOULAY BRAHIM, MAROKO. Korban gempa bumi paling mematikan di Maroko dalam lebih dari enam dekade berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat berlindung pada hari Minggu ketika pencarian orang hilang berlanjut di desa-desa terpencil. Jumlah korban tewas lebih dari 2.100 jiwa, kemungkinan akan meningkat lebih lanjut.

Banyak orang menghabiskan malam ketiga di tempat terbuka setelah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter terjadi pada Jumat malam. Para pekerja bantuan menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terkena dampak paling parah di High Atlas, sebuah pegunungan terjal di mana pemukiman seringkali terpencil dan banyak rumah hancur.

Jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.122 orang dan 2.421 orang terluka, lapor TV pemerintah. Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima tawaran bantuan dari negara lain dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan, menurut TV pemerintah.

Baca Juga: Kemenlu Menyebut Tak Ada WNI yang Jadi Korban Gempa Maroko

Kerusakan yang terjadi terhadap warisan budaya Maroko menjadi lebih jelas ketika media lokal melaporkan runtuhnya sebuah masjid bersejarah yang penting pada abad ke-12. Gempa tersebut juga merusak sebagian kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.

Di Moulay Brahim, sebuah desa 40 km (25 mil) selatan Marrakesh, warga menggambarkan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan menggunakan tangan kosong. Di lereng bukit yang menghadap ke desa, warga menguburkan seorang perempuan berusia 45 tahun yang meninggal bersama putranya yang berusia 18 tahun, seorang perempuan menangis tersedu-sedu saat jenazah diturunkan ke dalam kuburan.

Saat ia mengambil barang-barang dari rumahnya yang rusak, Hussein Adnaie mengatakan ia yakin masih ada orang-orang yang terkubur di reruntuhan di dekatnya.

“Mereka tidak mendapatkan pertolongan yang mereka perlukan sehingga mereka meninggal. Saya menyelamatkan anak-anak saya dan saya berusaha mendapatkan perlindungan untuk mereka dan pakaian apa pun yang bisa mereka pakai dari rumah,” kata Adnaie.

Baca Juga: Gempa Maroko, Kemenlu: Belum Ada Informasi Korban WNI

Yassin Noumghar, seorang warga setempat, mengeluhkan kekurangan air, makanan dan listrik, dan mengatakan sejauh ini dia hanya menerima sedikit bantuan pemerintah.

“Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan seluruh rumah,” kata Noumghar. 

"Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," tambahnya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×