Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KIEV. Pemerintah Ukraina dan kelompok pemberontak pro-Rusia saat ini sudah menyepakati gencatan senjata. Namun, upaya tersebut tengah mendapat ujian. Pasalnya, masing-masing pihak melaporkan jatuhnya korban jiwa kemarin malam (7/9).
Dalam situs resminya, pemerintah di distrik Skhidny, Mariupol, mengatakan bahwa seorang wanita tewas terbunuh dan tiga orang lainnya terluka di kota tersebut. Sementara itu, berdasarkan penuturan pimpinan kelompok People's Republic of Donetsk, pasukan Ukraina juga menembakkan peluru ke basis pertahanan mereka sehingga menewaskan satu orang di desa Makiyivka dan beberapa orang lainnya di kota Zuyevka. Meski demikian, menurut National Security Council, hingga saat ini belum ada pembicaraan untuk mengakhiri gencatan senjata.
Kematian ini merupakan yang pertama sejak kedua belah pihak setuju untuk mengentikan balas membalas serangan dua hari lalu. Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Vladimir Putin kemarin sudah berbicara melalui telepon untuk membicarakan kelanjutan perkembangan gencatan senjata. Mereka berdua sepakat bahwa Organization for Security and Cooperation di Eropa harus memonitor pakta tersebut.
"Tidak diragukan lagi, kejadian tadi malam bisa menyebabkan gencatan senjata kedua belah pihak berakhir. Namun, jika kondisinya terjadi di area lokal, saya rasa gencatan senjata masih akan dipertahankan," jelas Volodymyr Feresenko, political analyst Penta research institute di Kiev.