kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi China, Filipina buka semua opsi termasuk minta bantuan Amerika Serikat


Kamis, 08 April 2021 / 20:22 WIB
Hadapi China, Filipina buka semua opsi termasuk minta bantuan Amerika Serikat
ILUSTRASI. Kapal perang Angkatan Laut Filipina.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan pada Kamis (8 April), pihaknya akan tetap membuka "semua opsi" menyusul pertikaian diplomatik dengan Beijing terkait keberadaan ratusan kapal China di Laut China Selatan.

Ketegangan atas perairan yang kaya sumber daya itu telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, setelah lebih dari 200 kapal China terdeteksi di Whitsun Reef Kepulauan Spratly, tempat China dan Filipina memiliki klaim yang bersaing.

China, yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan telah menolak permintaan berulang kali dari Filipina untuk menarik kapal, yang menurut Manila memasuki zona ekonomi eksklusifnya secara tidak sah.

Sementara Presiden Filipina Rodrigo Duterte tampak enggan untuk menghadapi China tentang masalah ini. Hanya, salah satu pembantu utamanya pada Senin (5 April) memperingatkan, kapal-kapal tersebut bisa memicu "permusuhan yang tidak diinginkan".

Baca Juga: AS beri peringatan China yang makin agresif terhadap Filipina & Taiwan, siap perang?

"Ketika situasi (di Laut China Selatan) berkembang, kami tetap membuka semua opsi kami dalam mengelola situasi, termasuk memanfaatkan kemitraan kami dengan negara lain seperti Amerika Serikat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina Arsenio Andolong, seperti dikutip Channel News Asia.

Komentar Andolong muncul setelah Amerika Serikat memperingatkan China mengenai kewajiban perjanjian Washington kepada Filipina jika terjadi serangan di perairan.

"Serangan bersenjata terhadap Angkatan Bersenjata Filipina, kapal atau pesawat umum terbang di Pasifik, termasuk di Laut China Selatan, akan memicu kewajiban kami berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Rabu (7 April), seperti dilansir Channel News Asia.

"Kami memiliki keprihatinan yang sama dengan sekutu kami Filipina mengenai laporan yang terus berlanjut dari milisi maritim RRC di dekat Whitsun Reef," imbuh Price, mengacu pada Republik Rakyat China.

Selanjutnya: Melunak, Filipina selesaikan konflik dengan China di Laut China Selatan secara damai




TERBARU

[X]
×