kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Melunak, Filipina selesaikan konflik dengan China di Laut China Selatan secara damai


Selasa, 06 April 2021 / 16:09 WIB
Melunak, Filipina selesaikan konflik dengan China di Laut China Selatan secara damai
ILUSTRASI. Presiden Rodrigo Duterte berbicara selama konferensi pers sebelum keberangkatannya ke Da Nang di Vietnam, untuk KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), di Bandara Internasional Ninoy Aquino di Pasay, Filipina 8 November 2017. REUTERS/Dondi Tawatao.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa (6/4) berkomitmen untuk secara damai menyelesaikan perselisihan diplomatik dengan China atas Laut China Selatan yang disengketakan.

Kehadiran ratusan kapal China di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina yang diyakini diawaki oleh milisi telah membuat frustrasi Manila dan menarik perhatian sekutu Amerika Serikat, antara lain.

"Kami akan terus menyelesaikan masalah di Julian Felipe Reef melalui saluran diplomatik dan melalui cara-cara damai," kata Duterte dalam pernyataan yang dibacakan oleh juru bicaranya Harry Roque, seperti dikutip Reuters.

China sebelumnya menyatakan, Whitsun Reef, yang dikenal sebagai Julian Felipe Reef di Filipina, adalah tempat penangkapan ikan tradisional tempat kapal-kapalnya mencari perlindungan dari cuaca buruk.

Baca Juga: Filipina: Kehadiran ratusan kapal China bisa memicu permusuhan yang tidak diinginkan

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters pada Selasa.

Melunaknya sikap Filipina terjadi sehari setelah Kementerian Luar Negerinya menyatakan, akan melakukan protes setiap hari jika China menolak untuk menarik kapal yang "secara terang-terangan melanggar" hak-hak kedaulatan Filipina. 

Bahkan, Penasihat Hukum Presiden Duterte memperingatkan tentang "permusuhan yang tidak diinginkan".

Menentang opini publik, Duterte berusaha membangun aliansi dengan China dan enggan menghadapi kepemimpinannya yang dijanjikan pinjaman dan investasi miliaran dollar AS, yang sebagian besar belum terwujud.

Baca Juga: Menhan Filipina: China ingin menduduki lebih banyak wilayah Laut China Selatan

Duterte telah berulang kali mengatakan, Filipina tidak berdaya untuk menghentikan China menduduki fitur-fitur di Laut China Selatan dan menantang aktivitasnya bisa berbuntut perang.

Dalam pernyataannya, Duterte menyebutkan, perbedaan di Laut China Selatan tidak akan menjadi penghalang bagi hubungan persahabatan dan kerjasama dalam penanggulangan pandemi Covid-19, termasuk vaksin dan pemulihan ekonomi.

Filipina merupakan salah satu negara yang mengalami wabah Covid-19 terburuk di Asia, tetapi menghadapi kesulitan dalam mengamankan pasokan vaksin virus corona.

Selanjutnya: Laut China Selatan kian bergolak, Filipina temukan bangunan ilegal di Union Bank



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×