kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.443   -63,00   -0,38%
  • IDX 6.546   -52,36   -0,79%
  • KOMPAS100 934   -14,89   -1,57%
  • LQ45 732   -7,86   -1,06%
  • ISSI 204   -1,81   -0,88%
  • IDX30 381   -3,77   -0,98%
  • IDXHIDIV20 460   -1,25   -0,27%
  • IDX80 106   -1,58   -1,47%
  • IDXV30 110   -2,08   -1,85%
  • IDXQ30 125   -0,77   -0,61%

Hanya 4% Orang di Dunia yang Punya Bitcoin! Mayoritas di AS


Selasa, 11 Maret 2025 / 09:51 WIB
Hanya 4% Orang di Dunia yang Punya Bitcoin! Mayoritas di AS
ILUSTRASI. Saat ini, hanya 4% dari populasi global yang memiliki Bitcoin (BTC), dengan konsentrasi kepemilikan tertinggi berada di Amerika Serikat


Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, hanya 4% dari populasi global yang memiliki Bitcoin (BTC), dengan konsentrasi kepemilikan tertinggi berada di Amerika Serikat. Berdasarkan laporan riset terbaru dari River, sebuah perusahaan layanan keuangan Bitcoin, sekitar 14% penduduk AS telah berinvestasi dalam BTC.

Secara geografis, Amerika Utara tercatat sebagai wilayah dengan tingkat adopsi Bitcoin tertinggi, baik oleh individu maupun institusi. Sebaliknya, Afrika menjadi kawasan dengan tingkat adopsi terendah, hanya mencapai 1,6%.

Data ini mencerminkan tren bahwa tingkat adopsi BTC cenderung lebih tinggi di negara-negara maju dibandingkan negara berkembang. Menurut estimasi River, adopsi Bitcoin saat ini baru mencapai 3% dari potensi maksimalnya, menandakan bahwa mata uang digital ini masih berada dalam tahap awal pertumbuhan global.

Baca Juga: El Salvador Tak Gentar, Terus Borong Bitcoin di Tengah Ancaman IMF

Potensi Adopsi Bitcoin Masih Jauh dari Maksimum

Untuk menghitung angka 3% tersebut, River menggunakan pendekatan berdasarkan "total addressable market" Bitcoin, yang mencakup penggunaan oleh pemerintah, korporasi, dan institusi keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa institusi baru memanfaatkan BTC sebesar 1% dari kapasitas optimalnya.

Selain itu, faktor seperti rendahnya tingkat kepemilikan individu serta keterbatasan alokasi institusional juga diperhitungkan dalam analisis River. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun Bitcoin telah mengalami perkembangan pesat sejak era awalnya sebagai proyek cypherpunk, mata uang digital ini masih memiliki banyak rintangan menuju adopsi massal.

Faktor Penghambat Adopsi Massal Bitcoin

Sebagai inovasi yang berada di persimpangan antara teknologi dan keuangan, Bitcoin menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai adopsi yang lebih luas. Beberapa faktor utama yang menghambat pertumbuhan Bitcoin sebagai mata uang global meliputi:

1. Kurangnya Edukasi Keuangan dan Teknologi

Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Bitcoin menjadi hambatan terbesar dalam adopsi massal. Banyak orang masih memiliki kesalahpahaman tentang Bitcoin, termasuk anggapan bahwa BTC adalah skema ponzi atau penipuan.

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Bitcoin Senjata Rahasia untuk Selamatkan Ekonomi AS!

2. Volatilitas Harga yang Tinggi

Harga Bitcoin yang sangat fluktuatif menjadi tantangan utama bagi pengguna yang ingin menggunakannya sebagai alat pembayaran atau penyimpan nilai. Volatilitas ini menguntungkan bagi para pedagang jangka pendek tetapi menjadi kendala bagi investor jangka panjang yang mencari kestabilan.

3. Dominasi Stablecoin dalam Ekonomi Berkembang

Di negara-negara berkembang, penduduk lebih cenderung menggunakan stablecoin berbasis dolar AS sebagai alat penyimpan nilai digital. Hal ini disebabkan oleh biaya transaksi yang lebih rendah dan stabilitas nilai yang lebih baik dibandingkan dengan Bitcoin.

Peran Amerika Serikat dalam Masa Depan Bitcoin

Dalam pertemuan White House Crypto Summit yang diadakan pada 7 Maret lalu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa pemerintah AS akan memanfaatkan stablecoin untuk mempertahankan dominasi dolar AS sebagai mata uang cadangan global.

Langkah ini menandakan bahwa meskipun Bitcoin semakin diterima di level institusional, aset digital ini masih menghadapi persaingan ketat dari stablecoin dan kebijakan moneter global yang tetap mengutamakan dolar.

Selanjutnya: Intip Panduan Penukaran Valas dan Tingkat Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (11/3)

Menarik Dibaca: Ikuti Langkah Ini, Cara Memulai Bisnis Kecil dengan Sukses


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×