Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Reli pada Senin (20/6) mengirim harga Bitcoin kembali di atas ambang batas US$ 20.000. Tapi, analis tetap tidak yakin lonjakan harga itu akan bertahan.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Senin pukul 11.55 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 20.005,91 atau melonjak 8,09% dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya, harga mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar itu jatuh di bawah US$ 17.800, level terendah sejak pertengahan Desember 2017 ketika Bitcoin mendekati puncak kenaikan.
Penurunan itu juga turun di bawah titik tertinggi dari siklus kenaikan tersebut, membantah teori bahwa Bitcoin tidak akan menembus tanda air tinggi dari siklus sebelumnya.
Baca Juga: Menteri Keuangan AS: Resesi di Amerika Serikat Tidak Terhindarkan
"Kami telah menandai US$ 19.000-US$ 20.000 dan US$ 16.000-US$ 17.000 sebagai bidang minat, dan Bitcoin memantul dari rentang yang terakhir," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull, kepada CoinDesk.
"Tapi, kecuali jika berhasil mempertahankan US$ 20.000 dengan volume dan penawaran tinggi, kami tidak akan mengharapkan reli berlanjut," ujar dia.
Investor tetap cemas tentang inflasi yang tinggi, yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir untuk Mei 2022.
Selain itu, investor masih khawatir akan berlanjutnya kejatuhan ekonomi akibat invasi Rusia ke Ukraina dan kemungkinan resesi global.
Sementara itu, pasar kripto juga harus mencerna serangkaian bencana yang membentang hingga awal Mei lalu, ketika stablecoin TerraUSD (UST) runtuh.
Baca Juga: Industri Kripto Dibayangi Kecemasan Saat Bitcoin Mendekati Level US$ 20.000
Pekan lalu, platform pinjaman mata uang kripto Celsius mengumumkan akan menghentikan penarikan, dan crypto hedge fund Three Arrows Capital menghadapi kemungkinan kebangkrutan.
Coinbase dan sejumlah bursa aset mata uang kripto utama lainnya juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Indeks Ketakutan & Keserakahan telah bertahan di wilayah ketakutan yang ekstrem selama berminggu-minggu dan sekarang berada di 6, mendekati level terendah sepanjang masa pada skala nol hingga 100.
DiPasquale BitBull memperkirakan, terjadi volatilitas harga mata uang kripto beberapa hari ke depan karena opsi yang kadaluwarsa.
Tapi, "Tren makro kemungkinan akan tetap bearish sampai kita melihat Federal Reserve (The Fed) mengubah atau setidaknya melonggarkan pendiriannya dalam pertemuan FOMC bulan Juli," imbuhnya.