kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menteri Keuangan AS: Resesi di Amerika Serikat Tidak Terhindarkan


Senin, 20 Juni 2022 / 11:51 WIB
Menteri Keuangan AS: Resesi di Amerika Serikat Tidak Terhindarkan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam rapat dengan Komite Keuangan Senat di Capitol Hill di Washington, AS, 7 Juni 2022. Dia mengatakan, resesi di Amerika Serikat tidak terhindarkan. REUTERS/Evelyn Hockstein.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Resesi di Amerika Serikat tidak terhindarkan, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Minggu (19/6), hanya beberapa hari setelah The Fed menaikkan suku bunga, meningkatkan kekhawatiran kontraksi ekonomi.

"Saya memperkirakan ekonomi akan melambat karena transisi ke pertumbuhan yang stabil," katanya di program This Week ABC, seperti dikutip Channel News Asia. Tapi, "Saya tidak berpikir resesi sama sekali tak terelakkan".

Ekonomi AS sejatinya telah pulih dengan kuat dari kerusakan yang pandemi Covid-19 timbulkan. Tetapi, lonjakan inflasi dan gangguan rantai pasok yang diperburuk perang di Ukraina telah meningkatkan pesimisme.

Saham di bursa Wall Street jatuh setelah bank sentral AS pada Rabu (15/6) pekan lalu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, kenaikan paling tajam dalam hampir 30 tahun terakhir. 

Baca Juga: Wall Street Sepekan: S&P 500 Cetak Penurunan Mingguan Terbesar Sejak Maret 2020

Dan, para ekonom melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa kepercayaan konsumen melemah, dengan orang-orang mulai menunda rencana liburan, makan di luar rumah, atau melakukan perbaikan rumah.

Yellen mengakui, "jelas inflasi sangat tinggi", sebagian disebabkan perang di Ukraina, yang telah mendorong lonjakan harga energi dan pangan.

Namun, dia tidak percaya "penurunan belanja konsumen adalah kemungkinan penyebab resesi".

Yellen berpendapat, pasar tenaga kerja AS "bisa dibilang yang terkuat dari periode pasca perang". Dan, dia memperkirakan, laju inflasi akan melambat dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Risiko Kredit Perbankan di AS Meningkat Pasca Kenaikan Suku Bunga The Fed

Hanya, Yellen menyebutkan, bagaimanapun, sebagai Ketua The Fed, Jerome Powell bekerja untuk mengendalikan inflasi sambil menjaga kekuatan pasar tenaga kerja, "itu akan membutuhkan keterampilan dan keberuntungan".

Lonjakan harga gas, dengan harga sekitar US$ 5 per galon, naik dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, merupakan masalah mendesak bagi banyak orang Amerika.

Ditanya tentang proposal penangguhan sementara pajak gas federal, Yellen menyatakan, Presiden AS Joe Biden "ingin melakukan apa pun yang dia bisa untuk membantu konsumen, dan itu ide yang pasti layak dipertimbangkan".



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×