Sumber: yahoo.com |
NEW YORK. Akhirnya bursa AS kembali punya daya untuk kembali melompat ke atas pada perdagangan hari Rabu (10/12) pada perdagangan sesi terakhir. Harga emas dan komoditi lainnya memberi peluang bagi para pemilik modal untuk buru-buru mencomot saham energi dan material.
Hanya saja, level di detik terakhir penutupan di Wall Street seperti menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya perdagangan sehari kemarin cukup membingungkan. Investor telah menyurung saham lebih tinggi hingga tengah hari di tengah harapan munculnya bailout untuk pabrikan otomotif di Detroit, namun pasar kehilangan kekuatan lantaran muncul sinyal bahwa rencana yang menggelinding adalah rencana dari penentu kebijakan dari partai Republik. Untungnya, investor mengesampingkan ketidakpastian ini dan melirik harga komoditi yang bisa menendang saham untuk mumbul lagi.
Kemarin, harga emas naik US$ 34,70 per ounce dan ditutup di level US$ 807,10 di Nymex. Asal tahu saja, mengangkasanya harga emas ini ditopang oleh dolar AS yang melemah dan para pemilik modal yang sepertinya ingin mengambil risiko. Harga minyak juga menanjak di Nymex, naik sebesar US$ 1,45 menjadi US$ 43,52 per barel.
Richard E. Cripps, chief market strategist untuk Stifel Nicolaus mengatakan bahwa meningkatnya harga-harga komoditi membuat para investor bertaruh untuk lompatan perekonomian. “Dengan kata lain, harga komoditi yang menanjak merupakan sinyal selamat datang,” katanya.
Hanya saja, investor masih khawatir dengan masih banyaknya titik permasalahan dalam perekonomian global. Salah satunya, bailout untuk The Big Three yang menyentak lantai bursa. Financial houses yang menanamkan saham di perusahaan otomotif ini bisa melihat kencangnya neraca keuangan mereka bila pemain besar ini, seperti GM, bangkrut.
Demokrat di Kongres dan Gedung Putih telah menyetujui pinjaman sebesar US$ 14 miliar agar pabrikan otomotif ini bisa bertahan. Bagaimanapun juga, rencana yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih ini telah ditentang dari kelompok konservatif.
Dow Jones industrial average naik 70,09 atau 0,81% menjadi 8.761.42. Sehari sebelumnya, Dow Jones rontok 243 poin setelah corporate news. mengingatkan para investor besarnya masalah perekonomian yang harus mereka hadapi saat ini.
S&P 500 index juga mumbul tipis 10,57 poin atau 1,19% menjadi 899,24, sedangkan Nasdaq composite index menanjak 18,14 poin atau 1,17% menjadi 1.565.48. Russell 2000 index dari perusahaan-perusahaan yang lebih mini juga menggeliat naik 10,69 poin atau 2,30% menjadi 476,40.
Sejak menyentuh level yang cukup rendah pada 20 November lalu, Dow telah kembali perkasa sebesar 16 % dan S&P 500 juga kian berotot 19,5% sementara Nasdaq mulai pulih 19%.
Hanya saja, level di detik terakhir penutupan di Wall Street seperti menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya perdagangan sehari kemarin cukup membingungkan. Investor telah menyurung saham lebih tinggi hingga tengah hari di tengah harapan munculnya bailout untuk pabrikan otomotif di Detroit, namun pasar kehilangan kekuatan lantaran muncul sinyal bahwa rencana yang menggelinding adalah rencana dari penentu kebijakan dari partai Republik. Untungnya, investor mengesampingkan ketidakpastian ini dan melirik harga komoditi yang bisa menendang saham untuk mumbul lagi.
Kemarin, harga emas naik US$ 34,70 per ounce dan ditutup di level US$ 807,10 di Nymex. Asal tahu saja, mengangkasanya harga emas ini ditopang oleh dolar AS yang melemah dan para pemilik modal yang sepertinya ingin mengambil risiko. Harga minyak juga menanjak di Nymex, naik sebesar US$ 1,45 menjadi US$ 43,52 per barel.
Richard E. Cripps, chief market strategist untuk Stifel Nicolaus mengatakan bahwa meningkatnya harga-harga komoditi membuat para investor bertaruh untuk lompatan perekonomian. “Dengan kata lain, harga komoditi yang menanjak merupakan sinyal selamat datang,” katanya.
Hanya saja, investor masih khawatir dengan masih banyaknya titik permasalahan dalam perekonomian global. Salah satunya, bailout untuk The Big Three yang menyentak lantai bursa. Financial houses yang menanamkan saham di perusahaan otomotif ini bisa melihat kencangnya neraca keuangan mereka bila pemain besar ini, seperti GM, bangkrut.
Demokrat di Kongres dan Gedung Putih telah menyetujui pinjaman sebesar US$ 14 miliar agar pabrikan otomotif ini bisa bertahan. Bagaimanapun juga, rencana yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih ini telah ditentang dari kelompok konservatif.
Dow Jones industrial average naik 70,09 atau 0,81% menjadi 8.761.42. Sehari sebelumnya, Dow Jones rontok 243 poin setelah corporate news. mengingatkan para investor besarnya masalah perekonomian yang harus mereka hadapi saat ini.
S&P 500 index juga mumbul tipis 10,57 poin atau 1,19% menjadi 899,24, sedangkan Nasdaq composite index menanjak 18,14 poin atau 1,17% menjadi 1.565.48. Russell 2000 index dari perusahaan-perusahaan yang lebih mini juga menggeliat naik 10,69 poin atau 2,30% menjadi 476,40.
Sejak menyentuh level yang cukup rendah pada 20 November lalu, Dow telah kembali perkasa sebesar 16 % dan S&P 500 juga kian berotot 19,5% sementara Nasdaq mulai pulih 19%.
TERBARU
- Internasional | 2 Jam 8 Menit lalu
- Internasional | 2 Jam 9 Menit lalu
- Internasional | 2 Jam 15 Menit lalu
- Keuangan | 2 Jam 22 Menit lalu
- Internasional | 2 Jam 23 Menit lalu
- Internasional | 2 Jam 27 Menit lalu
- Nasional | 2 Jam 33 Menit lalu
- Internasional | 2 Jam 44 Menit lalu
- Internasional | 3 Jam 4 Menit lalu
- Press Release | 3 Jam 29 Menit lalu