Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Steven Wang, CEO platform perdagangan copy-trading Dub yang baru berusia 23 tahun, memiliki ambisi besar: menjembatani kesenjangan literasi keuangan generasi muda dengan menghadirkan akses investasi profesional bagi masyarakat luas.
Minat Wang terhadap pasar modal sudah muncul sejak kecil. Saat duduk di bangku kelas dua SD, ia meyakinkan orang tuanya untuk membuka rekening saham kustodian.
Ketertarikannya berlanjut hingga remaja, ketika ia rajin membaca buku-buku Warren Buffett dan Howard Marks. Dorongan “kekanak-kanakan” untuk cepat kaya membuatnya terjun ke pasar saham sejak dini, meski ia mengakui harus belajar melalui banyak kegagalan.
Latar belakang keluarganya juga membentuk pandangan Wang terhadap keuangan. Tumbuh besar di pinggiran Detroit, ia menyaksikan dampak krisis finansial global dan keterpurukan industri otomotif terhadap keluarga pekerja imigran, termasuk keluarganya sendiri.
Baca Juga: Yuk, Kenali Tantangan Finansial Gen Z dan Cara Buat Keputusan yang Lebih Bijak
Pengalaman itu mendorongnya untuk mencari jalan menuju masa depan finansial yang lebih stabil.
Pandemi COVID-19 menjadi titik balik. Saat masih mahasiswa Harvard, Wang aktif berdagang harian dari kamar asrama dan melihat banyak investor baru mengalami kerugian akibat euforia saham meme, misinformasi, dan keputusan spekulatif.
Dari situ, ia menyimpulkan bahwa alat-alat profesional seharusnya tersedia tidak hanya bagi investor besar, tetapi juga bagi masyarakat umum.
Itulah yang melahirkan Dub. Platform ini memungkinkan pengguna untuk menyalin perdagangan para investor berpengalaman secara otomatis.
Setiap kali investor pilihan mereka melakukan transaksi, sistem akan mengeksekusi langkah yang sama di akun pengguna. Model ini, menurut Wang, menghadirkan pengalaman investasi ala orang kaya yang biasa mempercayakan modalnya kepada manajer professional kepada investor ritel.
Baca Juga: Gen Z Minim Literasi Finansial, Ini Tips Atur Uang agar Tak Boros
Survei Harris Poll yang ditugaskan Dub menunjukkan urgensi literasi keuangan di kalangan muda. Sebanyak 60% Gen Z dan 66% milenial berinvestasi di pasar saham di luar dana pensiun mereka, namun hanya 17% responden yang benar-benar yakin memahami mekanisme pasar.
Sebagian besar lebih percaya bahwa investasi, bukan karier tradisional, adalah jalan tercepat menuju kekayaan. Pandangan ini banyak dipengaruhi video singkat di media sosial dan kisah sukses saham meme ketimbang pemahaman investasi yang mendalam.