Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Penurunan harga Terra belum terbendung, meluncur bebas ke posisi US$ 0,00003365 pada Jumat (13/5), level terendah sepanjang sejarah mata uang kripto itu.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Jumat pukul 14.10 WIB, harga Terra naik ke posisi US$ 0,00005638. Tapi, level ini anjlok 99,97% dalam 24 jam terakhir.
Harga Terra saat ini dalam rupiah tak sampai Rp 1. Padahal, sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di kisaran Rp 1,73 juta pada 5 April 2022 lalu.
Menlansir beincrypto.com, per 13 Mei 2022, Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume, menghapus beberapa pasangan perdagangan margin dan spot Terra dengan kode LUNA.
Baca Juga: Duh, Robert Kiyosaki Prediksi Harga Bitcoin Bisa Jatuh ke Level Ini
Binance akan menghapus dan menghentikan perdagangan, menutup posisi pengguna, melakukan penyelesaian otomatis, dan membatalkan semua pesanan yang tertunda mulai 00:40 UTC.
Pasangan perdagangan spot yang akan Binance hapus termasuk LUNA/BTC, LUNA/BIDR, LUNA/AUD, LUNA/BNB, LUNA/ETH, LUNA/USDT, LUNA/GBP, LUNA/BRL, LUNA/TRY, dan LUNA/EUR.
Binance juga menghentikan aktivitas perdagangan untuk stablecoin TerraUSD (UST), menghapus pasangan berikut: BTC/UST, LUNA/UST, ETH/UST, BNB/UST, dan UST/USDT. Perusahaan juga menghentikan kontrak abadi bermargin LUNA/BUSD.
Baca Juga: Pasar Kripto Mulai Menghijau, Harga Bitcoin Melonjak ke Level US$ 30.000
"Terra Luna memberikan contoh sempurna mengapa Anda tidak harus selalu buy the dip," kata Peter Schiff, goldbug and crypto detractor, dalam tweet Jumat, seperti dikutip beincrypto.com.
Buy the dip adalah ungkapan yang sering investor dan trader kripto gunakan untuk membeli aset saat harga menurun dan berada di titik rendah, guna mendapatkan keuntungan dari potensi kenaikan harga di masa depan.
"Kemarin LUNA turun 98%. Jika Anda membeli penurunan itu dengan berpikir kecelakaan tersebut menciptakan peluang pembelian yang hebat, Anda kehilangan 99,3% hari ini. Ini bisa terjadi pada kripto apa pun," ungkapnya.
