Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup naik sekitar 1% setelah eksportir utama Arab Saudi mengatakan OPEC+ bertahan dengan pengurangan produksi dan dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk menyeimbangkan pasar.
Selasa (22/11), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2023 ditutup naik 1% menjadi US$ 88,36 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2023 juga ditutup menguat 1,1% ke US$ 80,95 per barel.
Namun, harga minyak memangkas kenaikan di akhir sesi setelah Bloomberg melaporkan bahwa Uni Eropa mempermudah proposal sanksi terbarunya untuk pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia dengan menunda implementasi penuhnya dan melunakkan ketentuan pengiriman utama.
Uni Eropa mengusulkan penambahan transisi 45 hari ke pengenalan batas, menurut laporan Bloomberg.
Baca Juga: Harga Minyak Pangkas Koreksi Tajam Usai Arab Saudi Menyangkal Laporan Produksi OPEC+
Sebelumnya, pada 5 Desember, larangan Uni Eropa atas impor minyak mentah Rusia akan dimulai, seperti rencana G7 yang akan memungkinkan penyedia layanan pengiriman membantu mengekspor minyak Rusia, tetapi hanya dengan harga rendah yang diberlakukan.
"Batas harga berubah menjadi perangkat yang memungkinkan bagi negara-negara barat untuk mempertahankan minyak mentah Rusia di pasar," kata John Kilduff, Partner di Again Capital LLC di New York. "Inti dari pasar ini adalah apakah kita akan kehilangan sejumlah besar produk mentah dan olahan dari Rusia dan itu masih belum terjadi."
Sebelumnya harga minyak mendapat dukungan dari pernyataan Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman yang dikutip oleh kantor berita negara SPA, yang menyangkal laporan Wall Street Journal yang sempat mengirim harga mimyak jatuh lebih dari 5%, yang mengatakan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak sedang mempertimbangkan meningkatkan keluaran.
Uni Emirat Arab, produsen OPEC besar lainnya, membantah mengadakan pembicaraan tentang perubahan perjanjian OPEC+ terbaru, sementara Kuwait mengatakan tidak ada pembicaraan seperti itu. Aljazair mengatakan revisi "mustahil" dari perjanjian OPEC+ tidak dibahas.
OPEC, Rusia dan sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 4 Desember.
Baca Juga: Wall Street Perkasa, Indeks S&P Ditutup di Level Tertinggi Lebih dari 2 Bulan
Kekhawatiran atas permintaan minyak dalam menghadapi kenaikan suku bunga Federal Reserve dan kebijakan penguncian COVID yang ketat di China juga menekan harga.
Beijing menutup taman, pusat perbelanjaan, dan museum pada hari Selasa dan lebih banyak kota di China melanjutkan pengujian COVID massal. Ibu kota China pada hari Senin memperingatkan bahwa mereka menghadapi tantangan pandemi yang paling parah dan memperketat aturan untuk memasuki kota.
Analis sekarang memotong perkiraan untuk permintaan minyak akhir tahun China.
Fokusnya nanti adalah snapshot mingguan terbaru dari pasokan di Amerika Serikat, yang diperkirakan menunjukkan persediaan minyak mentah turun 2,2 juta barel. Laporan American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada 2130 GMT.