Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali menanjak pada perdagangan Selasa (2/9/2025) pagi waktu Asia.
Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran gangguan pasokan akibat eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent naik 20 sen atau 0,29% ke level US$ 68,35 per barel pada pukul 00.39 GMT.
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat menguat 81 sen atau 1,27% ke US$ 64,82 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Menguat Senin (1/9), Brent ke US$68,15
Perdagangan WTI pada Senin (1/9) sebelumnya libur karena perayaan Labor Day di Amerika Serikat (AS).
Kenaikan harga minyak terjadi setelah serangan drone Ukraina memaksa penutupan fasilitas yang menyumbang setidaknya 17% kapasitas kilang Rusia, setara dengan 1,1 juta barel per hari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bahkan menyatakan pihaknya akan melancarkan serangan baru jauh ke dalam wilayah Rusia.
Perang yang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun itu kian intens. Rusia menggempur sistem energi dan transportasi Ukraina, sementara Ukraina membidik kilang dan jaringan pipa minyak Rusia.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Didorong Pelemahan Dolar AS dan Gangguan Pasokan Rusia
“Risiko terhadap infrastruktur energi Rusia masih tinggi. Ukraina terus meningkatkan serangan ke kilang minyak Rusia sepanjang akhir pekan,” tulis Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, dalam catatan risetnya.
Selain konflik Rusia-Ukraina, dinamika geopolitik global juga turut membayangi pasar minyak.
Presiden China Xi Jinping pada Senin (1/9) kembali menekan visinya terkait “tatanan global baru” yang mengutamakan negara-negara Global South, dalam forum yang juga dihadiri Rusia dan India. Visi ini dipandang sebagai tantangan langsung terhadap dominasi Amerika Serikat.
China dan India sendiri merupakan pembeli terbesar minyak Rusia. Pemerintahan Donald Trump di AS sudah menjatuhkan tambahan tarif terhadap India atas pembelian tersebut, namun tidak terhadap China.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Dipicu Pelemahan Dolar dan Gangguan Pasokan Rusia
Kini, pelaku pasar menanti rapat Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya pada 7 September mendatang, untuk mencari sinyal lebih lanjut terkait kemungkinan penambahan pasokan dari kartel produsen minyak tersebut.