Sumber: Bloomberg |
SINGAPURA. Harga minyak mentah di New York kembali meloncat naik setelah sempat jatuh dibawah US$ 60 per barel untuk yang pertama kalinya sejak Maret 2007; mendesak para trader untuk segera menutup --kemudian disebut dengan "short position"-- atau harga akan turun lagi.
Para trader bertransaksi untuk 752 kontrak hanya dalam waktu lima menit saat harga minyak anjlok di posisi US$ 59,97 per barel.
"US$ 60 adalah angka yang cukup signifikan karena ini menyentuh level terendah sepanjang dua tahun terakhir ini," kata Clarence Chu, trader untuk opsi dari Hudson Capital Energy di Singapore.
Minyak mentah untuk pengiriman Desember naik sekitar 78 sen, atau 1,3% menjadi US$ 61,55 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Harga tersebut sekitar US$ 61,31 per barel pada pukul 13.15 waktu Singapura.
Awalnya, kontrak sempat rontok dan menyentuh US$ 59,97 per barel, harga yang paling rendah sejak 22 Maret 2007.
Sementara itu minyak jenis Brent untuk pengiriman Desember naik sebesar 62 sen atau 1,1% menjadi US$ US$ 58,05 per barel di ICE Futures Europe exchange London; atau US$ 57,99 pada pukul 13.14 waktu Singapura.
Pada awalnya, kontrak melandai sebesar 81 sen atau 1,4% menjadi US$ 56,62 per barel.
Minyak sudah tergelincir sebesar 9,3% minggu ini bersamaan dengan munculnya data terpangkasnya pekerja di AS.
Permintaan bahan bakar di AS selama empat minggu terakhir ini sebesar 19,1 juta barel sehari. Menurut laporan departemen energi AS pada 5 November lalu, konsumsi ini turun 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Konsumsi bensin di periode yang sama juga turun 2,3% menjadi 9 juta barel sehari.
Harga minyak mentah kemungkinan akan mulai naik minggu depan dengan perhitungan penurunan harga yang sudah terlalu merosot dan terlalu cepat sejak menyentuh rekor tertingginya pada 11 Juli lalu. Lebih dari itu, pemangkasan suku bunga acuan oleh beberapa bank sentral juga bisa memicu permintaan bahan bakar.
Sebanyak 12 dari 26 analis yang disurvei Bloomberg News mengatakan bahwa harga minyak dunia akan naik setidaknya pada 14 November minggu depan. Sementara, 9 analis lain justru memprediksi harga minyak akan kembali turun dan lima orang sisanya mengatakan harga akan sedikit berubah.
Survei KG Media
Berita Terkait
Internasional
Aktivitas Pabrikan AS Menyusut, Minyak Ikut Mengerut
Internasional
Suku Bunga Tergunting, Harga Minyak Mentah Naik
Internasional