Sumber: Bloomberg |
SINGAPURA. Harga minyak mentah jatuh untuk yang kedua kalinya dalam dua hari ini, setelah laporan menunjukkan bahwa aktivitas pabrikan di Amerika Serikat (AS) menyusut pada bulan Oktober. Hal ini merupakan sinyal pelemahan atas permintaan bahan bakar.
Minyak kembali tersungkur sebesar 57% dari rekor tertingginya, yaitu US$ 147,27 per barel pada 11 Juli 2008 lalu seiring dengan terjerembapnya perekonomian di kuartal ketiga tahun ini; yang paling buruk sejak tahun 2001.
Cadangan minyak AS semakin menggelembung minggu lalu lantaran permintaannya menurun.
"Anda mestinya ingat bahwa AS merupakan konsumen terbesar minyak mentah, sehingga angka ini sangatlah berpengaruh," kata David Moore, commodity strategist untuk Commonwealth Bank of Australia Ltd. di Sydney.
Ia menambahkan, "Mood pasar merupakan satu kekhawatiran akan pelemahan permintaan."
Minyak mentah untuk pengiriman Desember tersandung 1,4% atau 88 sen menjadi US$ 63,03 per barel, dan diperdagangkan pada US$ 63,32 pukul 13.16 waktu Singapura di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sekadar catatan, harga ini menciut 33% dibandingkan tahun lalu.
Kemarin, kontrak berjangka turun US$ 3,90, atau 5,8%, menjadi US$ 63,91 per barel, penurunan yang paling besar sejak 22 Oktober 2008 lalu. Kontrak berjangka minyak anjlok 33% di bulan October, mencatatkan rekor pelemahan bulanan di tengah perekonomian yang melambat.
Permintaan bahan bakar di AS selama empat minggu belakangan rata-rata 18,9 juta barel per hari, melandai 7,8% dari setahun lalu. Hal ini dilaporkan oleh Departemen Energi pada 29 Oktober 2008.