Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - DETROIT. Harga kendaraan baru di Amerika Serikat mengalami lonjakan tajam pada bulan April 2025, menurut data dari Kelley Blue Book yang dirilis oleh Cox Automotive.
Kenaikan rata-rata harga yang dibayarkan konsumen, setelah diskon dan promosi, tercatat naik 2,5% dibandingkan Maret, dua kali lipat dari tren kenaikan rata-rata tahunan sebesar 1,1% untuk periode yang sama.
Ini menjadi kenaikan terbesar kedua dalam satu dekade terakhir, hanya kalah dari April 2020, saat lonjakan harga mencapai 2,7% akibat penutupan pabrik selama pandemi COVID-19.
Tarif Impor 25% Berdampak Langsung pada Harga Mobil
Peningkatan ini terjadi seiring dengan penerapan tarif impor sebesar 25% yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump atas kendaraan dari berbagai negara, termasuk mitra dagang utama seperti Meksiko dan Kanada.
Baca Juga: Soal Tawaran Jet Mewah Jumbo dari Qatar, Trump: Bodoh Jika Menolak Pesawat Gratis!
Meskipun sebagian besar produsen belum menaikkan harga stiker secara resmi, beban tarif tersebut mulai dirasakan konsumen di tingkat transaksi akhir.
Beberapa produsen seperti Hyundai, Ford, dan Stellantis (Jeep) mencoba menyeimbangkan pasar dengan menawarkan promosi dan insentif, demi menjaga kelangsungan penjualan.
Namun, permintaan konsumen justru meningkat, dengan banyak yang berlomba membeli sebelum harga naik lebih jauh akibat tarif.
Persepsi Kenaikan Harga Dorong Inflasi Harga Lokal di Dealer
Menurut Erin Keating, analis utama di Cox, persepsi publik bahwa harga akan terus naik akibat kebijakan tarif telah menciptakan tekanan permintaan pada model-model tertentu, mendorong harga lokal naik meskipun secara nasional tidak semua harga berubah.
"Model-model tersebut mengalami peningkatan permintaan, dan dinamika harga lokal di tingkat dealer kemungkinan mendorong harga mereka naik," ujarnya.
Beberapa Model Ford Naik Hingga US$2.000
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Ford mulai mengenakan kenaikan harga hingga US$2.000 pada model buatan Meksiko seperti Mustang Mach-E, Maverick, dan Bronco Sport, sesuai pemberitahuan resmi yang dikirimkan kepada dealer.
Hal ini memperkuat indikasi bahwa kebijakan tarif mulai berdampak nyata terhadap konsumen, terutama pada model kendaraan tertentu yang terkena beban langsung dari tarif impor baru.
Harga Mobil Bekas Juga Ikut Naik
Tak hanya mobil baru, harga kendaraan bekas juga mencatatkan kenaikan signifikan. Menurut Manheim Used Vehicle Value Index, harga kendaraan bekas naik 4,9% dibandingkan April tahun lalu, dan meningkat 2,7% dari Maret 2025.
Baca Juga: Gara-Gara Kebijakan Trump, Toyota Berpotensi Rugi Lebih dari Rp 21 Triliun!
Sementara beberapa produsen mengklaim bahwa program promosi masih menjaga kestabilan harga, jumlah kendaraan yang tersedia di dealer menurun. Hanya tersisa kurang dari 2,6 juta unit di seluruh AS, menurut Chief Economist Cox, Jonathan Smoke.
Penurunan stok ini dapat menciptakan tekanan harga lebih lanjut di bulan-bulan mendatang, terutama jika permintaan tetap tinggi dan pengiriman impor berkurang akibat kebijakan tarif.
“Saya khawatir tentang jalur pasokan. Sekarang memang sehat, tapi kita harus memastikan tidak terjadi gangguan,” ujar Paul Zimmermann dari Matick Automotive Group, pemilik dealer GM dan Toyota di Michigan.
Diskon dan Insentif Konsumen Semakin Menyusut
Menurut laporan Cox, program insentif konsumen—seperti diskon dan promosi—menurun ke level terendah sejak musim panas 2024. Ini menandakan bahwa konsumen kini mengeluarkan lebih banyak uang tanpa dukungan promosi signifikan, memperkuat tekanan terhadap daya beli masyarakat.
Dalam proyeksi sebelumnya, Cox memperkirakan bahwa kendaraan yang terdampak langsung oleh tarif 25% dapat mengalami kenaikan harga antara 10% hingga 15%, sementara kendaraan yang tidak terkena tarif penuh tetap berisiko naik hingga 5%.
Meskipun kenaikan dua digit belum terjadi secara luas, Erin Keating menambahkan bahwa musim pergantian model kendaraan di musim panas bisa menjadi momen bagi produsen untuk menyelaraskan harga baru dan menyesuaikan struktur biaya.