Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Sepanjang Februari lalu, harga perumahan di China mencatatkan penurunan pada lebih dari separuh 70 kota yang dimonitor oleh pemerintah. Dari jumlah kota tersebut, hanya ada tiga kota yang mencatatkan kenaikan harga rumah.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik China, terdapat 45 kota yang harga perumahannya turun pada bulan lalu. Sedangkan 22 kota tak mencatatkan perubahan harga. Sebagai perbandingan, pada Januari lalu, ada 47 kota yang harga rumahnya menurun. Sedangkan harga rumah baru di sejumlah kota seperti Shanghai, Beijing, Shenzen, dan Guang zhou melorot untuk bulan yang kelima.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri China Wen Jiabao menjelaskan, harga perumahan China masih jauh dari level yang seharusnya. Dia juga mengimbau kepada pemerintah agar tidak mengendurkan upaya untuk menyehatkan sektor properti. Menurutnya, dengan memperlonggar pengetatan yang selama ini dilakukan, berpotensi menimbulkan "chaos" di pasar properti.
Sekadar mengingatkan, China memang memperketat kepemilikan rumah selama dua tahun terakhir melalui peningkatan uang muka dan suku bunga kredit, serta memperketat persyaratan pembelian rumah di 40 kota.
"Dengan adanya penambahan suplai rumah pada musim semi, harga perumahan akan jatuh lebih dalam. Tidak akan ada perubahan dari pengetatan kebijakan pemerintah tahun ini dan meskipun ada, dampaknya terhadap sektor perumahan tak banyak," jelas Lan Shen, ekonom Standard Chartered Plc.