Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin masih ada di kisaran US$ 32.000 pada Selasa (22/6), bahkan sempat merosot ke US$ 31.000. Tindakan keras China terhadap dunia kripto masih berdampak.
Mengutip data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa sempat melorot ke US$ 31.179,05. Tapi, pukul 13.01, harga uang kripto tertua di dunia ini ada di US$ 32.611 atau turun 5,04% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Harga uang kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar itu turun lebih dari 11% pada Senin (21/6), menyusul langkah bank sentral China yang mendesak bank dan lembaga pembayaran untuk berhenti memfasilitasi transaksi mata uang virtual.
Langkah People's Bank of China (PBOC) tersebut melengkapi tindakan keras China terhadap penambang kripto di Provinsi Sichuan.
Baca Juga: China jadi pusat gempa, harga Bitcoin dan Ether longsor dalam
Buntutnya, tokoh TV Amerika Serikat dan pembawa acara Mad Money CNBC Jim Cramer menjual sebagian besar kepemilikan Bitcoin.
Dalam sebuah wawancara di Squawk Box CNBC pada Senin (21/6), Cramer mengatakan, ada masalah struktural dengan Bitcoin dan harganya pada akhirnya akan mengalami penurunan lebih lanjut.
Cramer menyebutkan, ada tiga faktor yang menekan harga Bitcoin: integritas penerbit stablecoin Tether dan hubungannya dengan pasar kripto, tindakan keras China, serta mereka yang berada di luar Colonial Pipeline yang membayar Bitcoin untuk meredakan serangan ransomware.
“(Harga Bitcoin) US$ 30.000 intraday, awas, harus bertahan. Mungkin titik beli,” kata Cramer mengacu pada wilayah dukungan psikologis Bitcoin, seperti dikutip CoinDesk. “Saya tidak akan ke sana, menjual hampir semua Bitcoin saya. Tidak membutuhkannya”.