Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
CHICAGO. Pendiri majalah Playboy, Hugh Hefner, ternyata ingin menguasai Playboy Enterprises Inc. Pria gaek berusia 84 tahun ini sudah mengajukan penawaran untuk membeli sisa saham perusahaan bercap kelinci itu.
Playboy Enterprises Inc. mengumumkan, Hefner menawarkan harga premium untuk sisa saham tersebut. Dia mengajukan penawaran sebesar $ 5,5 per saham. Harga ini lebih tinggi 40% bila dibandingkan dengan harga penutupan pasar akhir pekan lalu.
Untuk memuluskan usaha itu, Hefner sudah mengandeng sebuah perusahaan investasi yang tidak begitu populer bernama Rizvi Traverse Management LLC. Menurut Playboy, perusahaan investasi itu mengklaim sudah mengantongi komitmen dari sejumlah lembaga keuangan. Jika transaksi ini berhail, Hefner akan menjadikan Playboy menjadi perusahaan tertutup.
Hefner adalah pendiri majalah Playboy. Majalah khusus orang dewasa ini terbit pertama kali pada 1953. Masa keemasannya terjadi pada tahun 1970-an. Namun, sekarang majalah tersebut harus berjuang keras seiring dengan menurunnya jumlah pembaca dan pengiklan akibat adanya media online. Menurunnya pendapatan ini kemudian memaksa perusahaan tersebut memecat sebagian karyawannya pada 2008 silam.
Majalah Playboy dan situsnya sendiri memberikan pendapatan sebesar 44% bagi Playboy Enterprises tahun lalu. Jumlah halaman iklannya merosot dari 765 pada 2000 menjadi 311 pada tahun lalu untuk edisi Amerika Seikat.
Begitu juga jumlah oplahnya. Rata-rata sirkulasi merosot dari satu juta menjadi 2,2 pada periode yang sama. Penurunan ini lebih dari 5,6% juta pada 1975.
Akibat penurunan pendapatan ini, harga saham Playboy juga tergerus. Harganya merosot lebih dari US$ 32 per saham bila dihitung dari harga tertinggi pada 1999.
Dapat saingan
Usaha Hefner menguasai Playboy ternyata mendapat saingan. Presiden Direktur Penthouse Marc Bell mengatakan juga tertarik menguasai Playboy. Dia mengatakan, citra Playboy memberikan potensi besar bagi perkembangan situs dan konten telepon seluler ketimbang media cetaknya. "Fokus utamanya adalah sisi digitalnya dan harus dikelola secara perusahaan modern," kata Bell.
Sampai sekarang belum jelas, apakah Bell juga mengajukan penawaran resmi. Bell yang mengakuisisi Penthouse pada 2003 lalu menolak memberikan detail penawarannya. Namun, dia berjanji akan menjelaskannya.