kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Helikopter Militer Myanmar Tembaki Sekolah, 6 Anak Dilaporkan Tewas


Selasa, 20 September 2022 / 10:34 WIB
Helikopter Militer Myanmar Tembaki Sekolah, 6 Anak Dilaporkan Tewas
ILUSTRASI. Tentara Myanmar di dalam kendaraan di depan sebuah kuil Hindu di pusat kota di Yangon, Myanmar, 2 Februari 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NAYPYIDAW. Sebuah helikopter militer Myanmar dilaporkan menembaki gedung sekolah pada hari Jumat (16/9). Sedikitnya 6 anak tewas dalam insiden tersebut.

Media lokal, Mizzima dan Irrawaddy, pada hari Senin (19/9) melaporkan helikopter militer Myanmar menembaki sekolah di desa Let Yet Kone di wilayah Sagaing tengah.

Dilansir dari Reuters, beberapa anak akhirnya tewas di lokasi penembakan, sementara penduduk lainnya tewas setelah pasukan mulai memasuki desa.

Baca Juga: Susul China, Myanmar Akan Membayar Minyak Rusia Dalam Rubel

Dalam pernyataan resminya, militer Myanmar mengatakan kelompok pemberontak bernama Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) dan organisasi gerilyawan bersenjata Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) telah bersembunyi di biara dan menggunakan desa untuk mengangkut senjata di daerah tersebut.

Pasukan keamanan akhirnya mengirim helikopter untuk melakukan inspeksi mendadak. Pihak militer mengklaim helikopter mereka diserang lebih dahulu oleh PDF dan KIA dari dalam rumah dan biara.

Pernyataan itu menuduh kelompok bersenjata menggunakan penduduk desa sebagai perisai manusia dan mengatakan bahwa senjata termasuk 16 bom buatan tangan kemudian disita.

Baca Juga: Junta Myanmar: Putin Pemimpin Dunia karena Kendalikan dan Atur Stabilitas Dunia

Sementara itu, pemerintah bayangan pro-demokrasi Myanmar, yang dikenal sebagai Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), menuduh junta melakukan serangan yang memang telah ditargetkan di wilayah tersebut, termasuk ke gedung sekolah.

NUG kini mendesak agar pasukan militer membebaskan 20 siswa dan guru yang dikatakan telah ditangkap setelah serangan udara tersebut.

Menurut data Save the Children, ada sekitar 190 kasus serangan terhadap sekolah pada tahun 2021. Jumlah itu meningkat sangat drastis dari hanya 10 kasus di tahun sebelumnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×