Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Samsung Electronics nampaknya bakal ikut ketiban sial gara-gara masalah yang masih menyelimuti Huawei. Termasuk dari proyeksi laba di kuartal kedua 2019 yang diperkirakan bisa anjlok lebih dari 50%.
Seperti dikutip Reuters, keuntungan Samsung diperkirakan akan tertekan karena penurunan pengiriman chip memori ke Huawei. Selain pengiriman chip yang seret ke Huawei, membanjirnya chip yang tak terserap di pasaran juga membuat harga produk tersebut jatuh di pasaran.
Refinitiv SmartEstimate memperkirakan Samsung akan mengalami penurunan sedalam 60% dari sisi laba operasional selama periode April-Juni yakni sebesar 6 triliun won atau setara US$ 5,14 miliar. Padahal Samsung membukukan laba operasional 14,9 triliun won pada periode yang sama di tahun lalu.
Alhasil kinerja kuartalan ini akan menjadi yang terendah bagi perusahaan Korea Selatan tersebut selama hampir tiga tahun terakhir.
Sejumlah analis pun memperkirakan Samsung bakal punya pekerjaan yang tak ringan dengan kondisi ini. Pasalnya, prospek atas pemulihan pendapatan perusahaan masih akan memakan waktu beberapa kuartal lagi akibat periode kelebihan pasokan chip yang diperkirakan akan terus berlanjut.
Seperti yang diketahui, gara-gara kemelut dengan Amerika Serikat maka berbagai perusahaan teknologi global dipaksa untuk membatasi bisnis dengan Huawei yang dianggap Washington merupakan ancaman bagi keamanan.
"Seberapa banyak chip yang dipakai Huawei merupakan faktor penentu. Ketika tidak ada banyak pemain lain yang bisa membeli chip yang tak terserap Huawei, maka Samsung harus memotong harga agar bisa menjualnya," kata analis Sangsangin Investment & Securities Jay Kim.
Di sisi lain, meskipun pendapatan dari bisnis chip diperkirakan terpukul oleh berkurangnya permintaan dari Huawei, namun bisnis smartphone Samsung kemungkinan justru akan mendapat berkah.
Meski begitu, nyatanya penjualan chip adalah penyumbang terbesar bagi laba Samsung dengan kontribusi lebih dari dua pertiga. Sementara pasar ponsel cerdas juga tengah jenuh yang berdampak pada penurunan harga di pasaran global.