kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.471   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.155   0,80   0,07%
  • LQ45 915   1,71   0,19%
  • ISSI 226   -0,58   -0,26%
  • IDX30 472   1,50   0,32%
  • IDXHIDIV20 570   2,43   0,43%
  • IDX80 132   0,27   0,20%
  • IDXV30 140   1,10   0,79%
  • IDXQ30 158   0,52   0,33%

Hubungan memanas, menteri luar negeri India akan sambangi China


Senin, 22 April 2019 / 12:50 WIB
Hubungan memanas, menteri luar negeri India akan sambangi China


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Menteri Luar Negeri India Vijay Keshav Gokhale akan melakukan perjalanan ke Beijing di tengah ketegangan antara India dan China atas penolakan Beijing untuk memberikan sanksi kepada pemimpin militan Pakistan dan dorongan proyek infrastruktur di wilayah Kashmir.

Seperti diberitakan South China Morning Post, Gokhale diperkirakan akan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri China Kong Xuanyou dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Wang pada hari Jumat lalu meminta India dan negara-negara lain yang skeptis terhadap Belt and Road Initiative tersebut, untuk bergabung dan menolak klaim bahwa program tersebut adalah alat geopolitik China. 

Dia juga mengatakan pihaknya siap untuk mengadakan pertemuan puncak para pemimpin dengan India seperti pertemuan informal yang diadakan antara Presiden Cina Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi di Wuhan pada tahun lalu.

Namun sejauh ini India belum mau menerima tawaran China. Di mana pada pekan depan akan diadakan Belt and Road Forum yang kedua di Beijing. Sebanyak empat puluh pemimpin negara sahabat akan menghadiri KTT tersebut, tetapi India tidak ambil bagian.

Sebelumnya Gokhale juga mengunjungi Beijing pada Februari tahun lalu. Pertemuan tersebut dipandang sebagai terobosan dalam hubungan China-India setelah pertempuran 73 hari di dataran tinggi Doklam.

Tetapi kemajuan tersebut dibayangi oleh aksi serangan teror terhadap pasukan keamanan India di provinsi Jammu dan Kashmir, yang menewaskan 40 tentara India. Kelompok Jaish-e-Mohammed yang berbasis di Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. 

India telah lama ingin mendeklarasikan pemimpin kelompok tersebut yani Masood Azhar sebagai teroris di bawah hukum internasional, tetapi China menentang langkah itu.

Wang Dehua, Kepala Institut Studi Asia Selatan dan Tengah di Pusat Studi Internasional Shanghai mengatakan bahwa China dan India berupaya mencegah hubungan bilateral kedua negara memburuk lebih lanjut.

"Kedua negara akan menguraikan sikap mereka tentang masalah ini, dan China mungkin akan menyampaikan pesan bahwa hubungan China-India tidak akan terpengaruh oleh perselisihan tentang Masood Azhar," katanya. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×