Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional (IATA) menyatakan bahwa industri penerbangan global diperkirakan mencetak laba bersih tertinggi sepanjang sejarah, yakni US$41 miliar pada tahun depan.
Meski masih menghadapi hambatan rantai pasok yang membuat pengiriman pesawat lebih lambat dan menunda kedatangan armada baru yang lebih efisien bahan bakar.
Proyeksi tersebut muncul setelah Airbus memangkas target pengiriman pesawat untuk 2025 akibat masalah kualitas pada sebagian panel badan pesawat A320.
Baik Airbus maupun Boeing dalam beberapa tahun terakhir sama-sama bergulat dengan keterlambatan pengiriman kepada maskapai.
Baca Juga: BMW Tunjuk Milan Nedeljkovic Sebagai CEO Baru Gantikan Oliver Zipse
Tanpa pesawat baru yang lebih efisien, maskapai kesulitan menekan biaya bahan bakar seiring peningkatan jumlah penumpang yang diterbangkan.
Meski demikian, IATA tetap menyampaikan prospek optimistis untuk tahun mendatang.
“Maskapai telah berhasil membangun ketahanan dalam bisnis mereka sehingga mampu menghasilkan profitabilitas yang stabil,” kata Direktur Jenderal IATA Willie Walsh dalam pernyataannya, Selasa (9/12/2025).
Kepercayaan terhadap Airbus Menurun
Walsh mengatakan bahwa kepercayaan maskapai terhadap Airbus semakin menurun, sementara performa Boeing justru membaik, di tengah berlanjutnya gangguan rantai pasok.
Awal bulan ini, Airbus kembali harus memangkas target pengiriman setelah ditemukan cacat pada beberapa panel badan pesawat, hanya beberapa hari setelah menarik 6.000 pesawat seri A320 karena gangguan perangkat lunak yang terkait radiasi kosmik.
“Saya pikir kini cukup diakui bahwa performa Boeing telah meningkat signifikan. Banyak pihak lebih yakin Boeing dapat memenuhi komitmennya, sementara kepercayaan terhadap Airbus makin berkurang,” ujar Walsh.
Baca Juga: Bentrok Thailand–Kamboja Meluas, Kedua Negara Tegaskan Pertahanan Kedaulatan
“Ini mengecewakan bagi industri, karena kita akan menerima lebih sedikit pesawat baru dibanding ekspektasi awal,” tambahnya.
Airbus memangkas target pengiriman sekitar 4% dan mengonfirmasi bahwa laju pengiriman telah melambat sejak November.
Penurunan ini terjadi beberapa pekan setelah seri A320 termasuk A321 yang menjadi model terlaris melewati Boeing 737 MAX yang sempat bermasalah sebagai pesawat penumpang dengan jumlah pengiriman terbanyak dalam sejarah.













