Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman mengumumkan pemangkasan bea masuk emas dan perak menjadi 6%. Langkah ini dinilai dapat meningkatkan permintaan ritel dan membantu membatasi penyelundupan emas batangan terbesar kedua di dunia.
Permintaan emas yang lebih tinggi dari India dapat mendukung harga emas global, yang mencapai rekor tertinggi pada awal tahun ini. Meskipun hal ini dapat meningkatkan defisit perdagangan India dan membebani rupee yang sedang melemah.
“Ini adalah langkah besar ke arah yang benar, karena akan mengurangi insentif penyelundupan emas. Ini akan menciptakan lapangan bermain yang setara bagi para pemangku kepentingan industri yang jujur,” kata Sachin Jain, CEO Operasi Dewan Emas Dunia di India, seperti dilansir dari Reuters.
Pemerintah mengatakan akan membebankan bea masuk dasar sebesar 5% dan Cess Pembangunan dan Infrastruktur Pertanian (AIDC) sebesar 1% pada impor emas dan perak, sehingga menurunkan bea masuk menjadi 6% dari 15%.
Baca Juga: Sebulan Harga Naik 3,46%, Harga Emas Hari Ini Tetap Bergeming (23 Juli 2024)
Harga emas lokal turun 6% menjadi 68.500 rupee per 10 gram, yang merupakan level terendah dalam lebih dari tiga bulan setelah pengumuman tersebut. Harga di India mencapai rekor tertinggi sebesar 74.777 rupee pada awal bulan ini, sehingga menekan permintaan.
Saurabh Gadgil, ketua PNG Jewellers menyebut permintaan perhiasan India terpukul oleh tingginya harga emas, namun pemotongan bea masuk akan menurunkan harga dan meningkatkan konsumsi.
Emas diperdagangkan dengan harga premium di India untuk pertama kalinya dalam sebelas minggu pada hari Selasa 23/7). Diler membebankan premi hingga $20 per ounce di atas harga resmi domestik, termasuk 15% impor dan 3% pungutan penjualan, dibandingkan diskon minggu lalu sebesar $65.
Imbas perubahan kebijakan ini, saham pembuat perhiasan seperti Titan Company, Tribhovandas Bhimji Zaveri, Senco Gold dan Kalyan Jewellers melonjak hingga 10%.