kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

Inflasi AS dan Eropa Diprediksi Melandai


Minggu, 26 November 2023 / 23:12 WIB
Inflasi AS dan Eropa Diprediksi Melandai
ILUSTRASI. Ekonom memperkirakan suku bunga acuan AS dan UE akan ditahan. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Inflasi di Amerika Serikat (AS) dan zona Euro diprediksi melambat jika dibanding awal tahun 2023. Proyeksi ini memperkuat sentimen bahwa suku bunga tidak akan dinaikkan lagi.

Hanya saja, perbaikan ekonomi ekonomi dan disinflasi tidak membuat para pejabat bank sentral mengubah kebijakannya. Bank sentral AS dan zona Euro bersikeras akan melihat lebih banyak bukti untuk memastikan indeks harga konsumen tetap terkendali.

"Kami tidak menyatakan kemenangan," kata Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde seperti dikutip Bloomberg, Jumat (24/11).

Baca Juga: Harga Emas Capai Titik Tertinggi, Robert Kiyosaki Sarankan Masuk ke 3 Aset Ini

Para pejabat Federal Reserve (The Fed) juga kompak menyebutkan  strategi berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Risalah pertemuan terakhir The Fed menunjukkan, bagaimana kenaikan suku bunga menekan belanja rumah tangga dan dunia usaha.

Laporan pendapatan dan pengeluaran warga AS juga cuma menunjukkan sedikit kemajuan. Penurunan permintaan bulan Oktober juga menjelaskan perlambatan ekonomi. "Inflasi yang melemah pada Oktober seharusnya membuat The Fed menahan diri," kata ekonom Bloomberg Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger dan Estelle Ou.

Menunggu data baru

Pada pekan ini, The Fed akan melihat rilis indeks harga belanja (PCE) sebagai acuan. Indeks PCE pada Oktober 2023 diperkirakan naik 3,1% secara tahunan. Angka ini lebih rendah ketimbang indeks PCE per September 2023 di 3,4% secara YoY.

Sementara indeks PCE inti (indeks yang tidak memasukkan harga makanan dan energi) naik menjadi 3,5% dari bulan sebelumnya di 3,7%.
Data lain yang menurut para ekonom akan menjadi dasar kebijakan The Fed adalah rilis produk domestik bruto kuartal ketiga. Data yang akan dirilis Rabu ini menurut survei Bloomberg akan tumbuh 5%. 

Data AS lain adalah penjualan rumah baru, kepercayaan konsumen, klaim pengangguran mingguan dan survei manufaktur. Sementara data Eropa yang akan diliris adalah inflasi November yang diperkirakan melambat di 2,7%, terendah sejak Juli 2021. 

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Harga Batubara Hingga Minyak Kelapa Sawit Terkontraksi Cukup Dalam

Adapun di Kanad, data-data baru yang akan merilis adalah data pertumbuhan ekonomi atau PDB kuartal ketiga justru menunjukkan jika negara ini masih dalam resesi. Para ekonom memproyeksi bahwa PDB akan tumbuh tapi bergerak ke nol dari -0,2%.             



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×