kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Inflasi naik, The Fed bisa memangkas stimulus


Senin, 15 Juli 2013 / 23:43 WIB
Inflasi naik, The Fed bisa memangkas stimulus
ILUSTRASI. IHSG Terkoreksi, Asing Banyak Melego Saham-Saham Berikut di Akhir Pekan


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

NEW YORK. Perdebatan tentang program stimulus Amerika Serikat, apakah harus berlanjut atau berakhir, terus menggelinding. Jika inflasi di AS meningkat, ekonom menilai, peluang The Fed memangkas nilai stimulus pada tahun ini terbuka lebar.

Harga barang konsumer diprediksi meningkat 1,2% di kuartal ketiga tahun ini dan berlanjut menanjak 1,4% pada kuartal keempat. Ini adalah indeks belanja konsumsi personal berdasarkan survei Bloomberg terhadap 38 ekonom pada 5 Juli - 10 Juli 2013. Hasil survei ini merupakan sinyal bahwa risiko disinflasi yang bisa melemahkan perekonomian terus berkurang.

Statistik yang dipublikasikan kemarin juga memperlihatkan, angka inflasi di Negeri Paman Sam tetap mengkhawatirkan. Indeks harga produsen AS meningkat 2,5% di tahun fiskal yang berakhir Juni. Angka tersebut merupakan kenaikan year on year terbesar sejak Maret 2012.

Kenaikan tersebut berpotensi mengerek inflasi menjadi 2%, yang sesuai target Bank Sentral AS. Jika proyeksi itu tercapai, membuka peluang bagi pengambil kebijakan mengakhiri program pembelian aset senilai US$ 85 miliar per bulan pada tahun ini. "Ekspektasi saat ini sangat dekat dengan target The Fed," ujar Michael Feroli, Kepala Ekonom JPMorgan untuk AS dan mantan ekonom The Fed, dikutip Bloomberg, Senin (15/7). Dengan melihat kondisi ini, The Fed bisa memangkas nilai pembelian aset bulanan.

Tingkat harga konsumen pada bulan Mei tahun ini, berdasarkan hitungan PCE yang menjadi rujukan The Fed, meningkat 1%. Angka ini menurun dibandingkan Mei tahun lalu sebesar 1,5%. Kenaikan harga yang cenderung melambat mendorong Gubernur The Fed St Louis, James Bullard, berbeda pendapat dalam pertemuan Komite The Fed pada 18 Juni hingga 19 Juni lalu. Perdebata pun mengemuka, yang intinya meminta The Fed berupaya mempertahankan target inflasi 2% di tengah rendahnya tingkat inflasi di bulan Mei.

Sejak tahun 2010, Bullard terus bersuara dan mencemaskan bahwa perlambatan inflasi berpotensi mengundang deflasi atau penurunan harga dan stagnasi ekonomi ala Jepang. Diapun mengemukakan bahwa Komite The Fed harus menjaga kredibilitas mengenai target inflasi, dengan mempertahankan estimasi di saat harga terlalu tinggi maupun terlalu rendah.

Hasil pertemuan Komite The Fed pada medio Juni itu juga memperlihatkan Bullard bukan satu-satunya anggota Komite yang mencemaskan pelemahan inflasi. "Banyak yang mengkhawatirkan inflasi berada pada tingkat yang rendah," pernyataan tertulis Komite The Fed.

Sebelumnya, Gubernur The Fed, Ben S Bernanke, juga menyatakan tetap akan meneruskan program stimulus, demi menggenjot pertumbuhan ekonomi, mengendalikan inflasi dan menurunkan angka pengangguran.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×