kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inggris: Saat ini ada sekitar 4.000 varian virus corona di seluruh dunia


Kamis, 04 Februari 2021 / 21:39 WIB
Inggris: Saat ini ada sekitar 4.000 varian virus corona di seluruh dunia
ILUSTRASI. Tanda NHS di luar Bank of England di distrik keuangan, seiring penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris, 8 Januari 2021.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LONDON. Dunia menghadapi sekitar 4.000 varian virus corona baru, mendorong perlombaan untuk meningkatkan vaksin, Menteri Penyebaran Vaksin Inggris Nadhim Zahawi mengatakan.

Pernyataan keluar ketika para peneliti di Inggris mulai mengeksplorasi pencampuran dosis vaksin virus corona buatan Pfizer dan AstraZeneca, merupakan yang pertama di dunia.

Ribuan varian telah didokumentasikan saat virus corona bermutasi, termasuk yang disebut varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil yang tampaknya menyebar lebih cepat dibanding yang lain.

“Sangat kecil kemungkinannya bahwa vaksin saat ini tidak akan efektif pada varian, baik di Kent ataupun lainnya, terutama jika terjadi penyakit parah dan rawat inap,” kata Zahawi kepada Sky News, seperti dikutip Reuters.

“Semua produsen, Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, dan lainnya, sedang mencari cara untuk meningkatkan vaksin mereka, guna memastikan kita siap untuk varian apa pun," ujarnya, Kamis (4/2).

Baca Juga: Inggris melakukan uji coba kombinasikan vaksin Pfizer dan AstraZeneca

"Saat ini, ada sekitar 4.000 varian Covid-19 di seluruh dunia,” ungkap dia.

Siap untuk merespons

Sementara ribuan varian telah muncul saat virus bermutasi kala replikasi, hanya minoritas yang sangat kecil kemungkinan besar menjadi penting dan mengubah virus dengan cara yang berarti, menurut British Medical Journal.

Varian Inggris, yang dikenal sebagai VUI-202012/01, memiliki mutasi termasuk perubahan pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk mengikat reseptor ACE2 manusia. Yang berarti, mungkin lebih mudah untuk ditangkap.

“Kami memiliki industri sequencing genom terbesar. Kami memiliki sekitar 50% industri sequencing genom dunia," kata Zahawi. 

"Dan, kami menyimpan perpustakaan semua varian sehingga kami siap untuk merespons, baik di musim gugur ataupun musim lainnya, untuk tantangan virus apa pun yang mungkin muncul dan menghasilkan vaksin berikutnya,” sebut dia.

Selanjutnya: Tahap pertama, COVAX akan distribusi 337 juta vaksin secara global




TERBARU

[X]
×