kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Ini Alasan Utama Warren Buffett & Bill Gates Lebih Menyukai Saham Makanan Cepat Saji


Selasa, 30 Juli 2024 / 03:15 WIB
Ini Alasan Utama Warren Buffett & Bill Gates Lebih Menyukai Saham Makanan Cepat Saji
ILUSTRASI. Para miliarder telah lama memanfaatkan kecintaan warga Amerika terhadap makanan cepat saji alias junkfood yang mudah didapat. REUTERS/Shannon Stapleton


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Yang tidak dapat ditiru oleh AI adalah dorongan dopamin dari tegukan pertama kopi di pagi hari, gigitan burger setelah seharian bekerja keras, atau desisan dari kaleng soda yang dibuka.

Bagi Falorni, daya tarik saham 'camilan manis' saat ini tidak berasal dari tempat perusahaan tumbuh, tetapi ke mana mereka akan melangkah.

Dalam laporan tahun 2022, misalnya, Coca-Cola menyoroti bahwa di pasar maju, hanya 32% minuman yang bersifat nonkomersial (seperti air keran). Sisa pasar adalah alkohol, minuman panas, dan minuman dingin seperti air minum kemasan dan minuman bersoda.

Statistik ini berbalik di pasar berkembang dan negara berkembang, di mana 69% minuman yang dikonsumsi adalah air keran, dengan hanya 16% pasar yang menikmati minuman dingin.

Hal ini, dikombinasikan dengan fakta bahwa populasi di negara-negara ini diperkirakan tumbuh lebih cepat daripada negara-negara maju lainnya, menghadirkan peluang besar.

PepsiCo —yang membuat berbagai produk mulai dari keripik hingga minuman bersoda— mengatakan bahwa meskipun volume penjualan menurun di Amerika Utara, tetapi penjualan naik 9% di pasar negara berkembang (yang sekarang mewakili sekitar 40% dari laba bersih merek tersebut) seperti Meksiko dan Brasil.

Demikian pula, Coca-Cola menyoroti bahwa meskipun nilai ritelnya di negara-negara seperti Amerika Latin (~$120 miliar) lebih kecil daripada di Amerika Utara (~$325 juta), jumlah konsumennya di negara-negara tersebut jauh lebih besar (~325 juta konsumen vs ~530 juta konsumen).

Baca Juga: 3 Kesalahan Investasi yang Bikin Rencana Pensiun Berantakan Menurut Warren Buffett

"Setiap tahun, jika mereka dapat mengubah 1% atau kurang dari populasi dari minuman nonkomersial menjadi minuman komersial, itu merupakan angin segar jangka panjang," jelas Falorni.

Namun, menurut Pat Tschosik, ahli strategi portofolio senior di Ned Davis Research, daya tarik McDonald's dan KFC memang memiliki unsur nostalgia patriotik bagi konsumen.

"AS telah membangun begitu banyak merek dan restoran ikonik yang telah teruji penjualannya di seluruh dunia. Saya yakin rasa, kemudahan, konsistensi produk, dan membangun citra merek adalah kunci dan hal yang dilakukan dengan sangat baik oleh perusahaan makanan dan minuman Amerika," jelas Tschosik.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×