Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Rizki Caturini
Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat membuat arah pasar sulit untuk ditebak. Goldman Sachs Group Inc memiliki sejumlah rekomendasi perdagangan (trading) tahun depan. Seperti dikutip Bloomberg, setidaknya ada enam perdagangan yang menghasilkan keuntungan tinggi menurut tim yang dikepalai oleh Francesco Garzerelli ini.
Pertama, dollar AS. Tim Goldman Sachs seperti dikutip Bloomberg menyebut, dollar AS diuntungkan karena meningkatnya stimulus fiskal, perlindungan dan kontrol imigrasi yang akan dilakukan Trump. Sentimen ini akan menguntungkan dollar AS.
Berbanding terbalik dengan kondisi di Eropa, yang masih dirundung ketidakpastian atas proses Brexit. Langkah tersebut bisa membebani poundsterling. Referendum Italia pada 4 Desember, pemilihan umum di Prancis, Jerman dan Belanda juga akan membebani euro. Goldman memperkirakan dollar AS akan menguat 10% tahun depan. Jadi dollar AS akan menguntungkan ketimbang menginvestasikan dana di mata uang euro dan poundsterling.
Risikonya adalah jika European Central Bank melakukan program tapering dan memulai proses Brexit. Ini akan menjadi titik balik bagi eruo dan poundsterling.
Kedua, Goldman melihat kebijakan China melemahkan mata uang terhadap dollar AS akan berlanjut di 2017. Dus, Goldman menyarankan posisi long pada kontrak non deliverable forward 12 bulan dollar AS di 7,07-7,30 yuan. Dan memangkas posisi jika kontrak jatuh ke 6,75 yuan. Kondisi saat ini menguatkan dollar AS dan menjaga posisi dollar terhadap yuan tidak bergerak terlalu tinggi. Dollar telah menguat 7,5% terhadap yuan selama tahun ini.
Ketiga, Goldman merekomendasikan posisi long pada mata yang real Brasil, rubel Rusia, India rupee dan rand Afrika Selatan terhadap won Korea Selatan dan dollar Singapura. Korea dan Singapura sering digunakan oleh investor untuk mencari cara keluar dari eksposure China. "Proyeksi return bisa 7% dalam setahun," tulis Garzarelli.
Negara tersebut juga sangat terpengaruh atas permintaan dan perdagangan di AS. Padahal Trump berencana mengubah perjanjian perdagangan.
Keempat, ambil posisi long untuk saham emerging market. "Kami melihat Brasil, Polandia dan India menawarkan eksposure pemulihan tanpa terkena efek pertumbuhan ekonomi China dan perdagangan AS," tulis tim Goldman Sach.
Kelima, tim Goldman Sach juga menyarankan investor mengambil posisi long untuk break event inflasi AS 10 tahun. Break event inflasi adalah selisih antara hasil treasuri dengan inflasi yang dilindungi.
Goldman Sach memperkirakan, spread antara yield treasuri dan inflasi naik menjadi 230 basis poin dan bisa keluar dari posisi jika jatuh ke 160 bps.
Keenam, Goldman merekomendasikan mengambil posisi long pada dividen emiten Eropa di Euro Stoxx 50 yang bakal tumbuh. Meski laba emiten Euro Stoxx 50 kecil di 2016, tapi imbal hasil dividennya bisa sampai 6%. Garzarelli memperkirakan, pembagian dividen Eropa akan dilakukan pada kuartal I tahun depan.