kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Invasi Militer Rusia ke Ukraina Semakin Kejam, Mall Dihancurkan, Warga Sipil Ditembak


Rabu, 23 Maret 2022 / 07:29 WIB
Invasi Militer Rusia ke Ukraina Semakin Kejam, Mall Dihancurkan, Warga Sipil Ditembak
ILUSTRASI. Invasi Militer Rusia ke Ukraina Semakin Kejam, Mall Dihancurkan, Warga Sipil Ditembak


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Kyiv. Invasi pasukan militer Rusia ke Ukraina berjalan semakin brutal dan sadis. Terbaru, militer Rusia menghancurkan mall di pusat kota Kyiv. Selain itu, tentara Rusia juga menembaki masyarakat umum yang tidak bersenjata kala melakukan unjuk rasa.

Kompas.com memberitakan, Rusia pada Senin (21/3/2022) mengatakan, mereka menghancurkan mal di Kyiv dengan senjata jarak jauh presisi tinggi, karena menurutnya digunakan sebagai gudang roket dan stasiun pengisian ulang oleh pasukan Ukraina. Pusat perbelanjaan Kyiv diserang pada Minggu (20/3/2022) malam dan menewaskan sedikitnya delapan orang. Gedung-gedung di dekatnya juga hancur, dan tumpukan puing-puing yang berasap serta bangkai mobil yang terbakar berceceran sampai beberapa ratus meter jauhnya.

"Area di dekat pusat perbelanjaan digunakan sebagai pangkalan besar untuk menyimpan amunisi roket dan untuk memuat ulang beberapa peluncur roket," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dikutip dari Reuters.

"Senjata jarak jauh presisi tinggi pada malam 21 Maret menghancurkan baterai peluncur roket ganda Ukraina dan gudang amunisi di pusat perbelanjaan yang tidak berfungsi," lanjutnya.

Konashenkov kemudian menunjukkan video yang menurutnya menunjukkan bahwa Ukraina memanfaatkan mal di Kyiv sebagai toko senjata dan stasiun pengisian ulang. Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari telah menewaskan ribuan orang, membuat 10 juta orang mengungsi, dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat.

Presiden Vladimir Putin mengatakan, tindakan yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina itu diperlukan, karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia. Rusia, katanya, harus bertahan melawan "genosida" orang-orang berbahasa Rusia oleh Ukraina. Adapun Ukraina mengatakan, mereka sedang memperjuangkan eksistensinya melawan perampasan tanah gaya kekaisaran Rusia, dan klaim genosida Putin adalah omong kosong.

Baca Juga: Seram! Serangan Udara Rusia Mengubah Kota Mariupol Menjadi Abu

Tentara Rusia tembaki masyarakat sipil

Di kota Kherson, Ukraina, tentara Rusia menembaki masyarakat sipil yang tak bersenjata. Masyarakat sipil tersebut tengah berunjuk rasa menentang pendudukan tentara Rusia di kota tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, para petinggi Ukraina pada Selasa (22/3/2022) menuduh tentara Rusia menembaki pengunjuk rasa yang tidak bersenjata di kota Kherson yang diduduki. Ada beberapa video di media sosial yang menunjukkan warga Kherson melarikan diri dari granat kilat dan tembakan terus-menerus.

"Penjajah menembaki orang-orang yang keluar dengan damai, tanpa senjata, untuk memprotes. Untuk kebebasan--kebebasan kita," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikutip dari AFP.

Serangkaian video yang diunggah ke media sosial dan aplikasi perpesanan Telegram menunjukkan warga berkumpul di Freedom Square (Alun-alun Kebebasan) Kherson untuk memprotes perebutan kota itu oleh Rusia baru-baru ini.

Puluhan pria dan wanita yang berbalut bendera biru-kuning Ukraina terdengar meneriakkan kaya-kata "Pulanglah" dan "Jayalah Ukraina", kemudian granat kejut jatuh di tengah kerumunan dan mereka melarikan diri dengan panik. Tentara Rusia dapat terlihat menembakkan beberapa tembakan ke udara, tanpa bukti langsung bahwa senapan mereka mengarah langsung ke warga sipil.

Namun, rekaman video juga menunjukkan sekelompok orang merawat seorang pria tua yang pingsan dan berdarah, lalu membawanya pergi. Pejabat lokal Yuriy Sobolevsky mengatakan, kaki pria tua itu terluka parah dan dia kehilangan banyak darah. Dia menambahkan, petugas medis sedang merawat yang terluka dan nyawa mereka tidak dalam bahaya.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga mengunggah video insiden tersebut di Twitter. "Di Kherson, penjahat perang Rusia menembaki orang-orang tak bersenjata yang secara damai memprotes penjajah," kata Kuleba.

"Ini adalah wajah buruk Rusia, aib bagi umat manusia. Kita harus menghentikan Rusia! Sanksi mereka, isolasi mereka, tuntut penjahat perang," katanya.

Kherson, kota berpenduduk hampir 300.000 orang sebelum perang Rusia vs Ukraina, adalah kota besar pertama yang jatuh ke tangan pasukan Moskwa pada minggu pertama invasinya.

Orang-orang di Kherson sering mengadakan demonstrasi menentang kontrol Rusia atas kota itu, menentang klaim Rusia yang menurutnya telah membebaskan kota itu.

Media lokal melaporkan beberapa kali bahwa pasukan Rusia menembaki pengunjuk rasa. Sobolevsky bersumpah demonstrasi akan berlanjut. "Meskipun semua kejadian ini, para pengunjuk rasa tidak bubar! Dan besok mereka akan berkumpul lagi!" dia berkata.

Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×