kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.296   -201,00   -1,25%
  • IDX 6.977   -130,43   -1,84%
  • KOMPAS100 1.041   -22,94   -2,16%
  • LQ45 818   -16,26   -1,95%
  • ISSI 212   -4,09   -1,89%
  • IDX30 418   -8,80   -2,06%
  • IDXHIDIV20 504   -9,74   -1,90%
  • IDX80 119   -2,66   -2,20%
  • IDXV30 124   -2,44   -1,92%
  • IDXQ30 139   -2,55   -1,79%

Irak Akan Melarang Transaksi dalam Mata Uang Dollar AS Tahun Depan


Jumat, 06 Oktober 2023 / 15:19 WIB
Irak Akan Melarang Transaksi dalam Mata Uang Dollar AS Tahun Depan
ILUSTRASI. Irak akan melarang penarikan tunai dan transaksi dalam mata uang dollar AS mulai 1 Januari 2024.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Irak akan melarang penarikan tunai dan transaksi dalam mata uang dollar AS mulai 1 Januari 2024. Langkah ini adalah upaya terbaru Irak untuk membatasi penyalahgunaan mata uang asing dalam kegiatan kejahatan keuangan.

Direktur Jenderal Investasi dan Pengiriman Uang Bank Sentral Irak (CBI), Mazen Ahmed kepada Reuters menjelaskan, langkah ini juga bertujuan untuk memberantas penggunaan mata uang dollar AS ilegal. Data CBI memaparkan, mata uang yang diimpor dari Federal Reserve New York sekitar 50% dari US$ 10 miliar setiap tahunnya untuk kegiatan ilegal.  

Ahmed menjelaskan, hal ini juga merupakan bagian dari upaya Irak untuk dedolarisasi. Selama ini, mata uang greenback lebih disukai dibandingkan mata uang lokal oleh masyarakat Irak. Ini karena warga Irak telah bosan dengan perang dan krisis yang berulang setelah invasi AS pada tahun 2003.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kembali Turun 2% Kamis (5/10), Brent ke US$84,07 & WTI ke US$82,31

"Masyarakat yang menyetor uang tunai dalam dollar AS ke bank sebelum akhir tahun 2023 akan tetap dapat menarik dana dalam dollar AS pada tahun 2024," kata Ahmed. Namun dollar AS yang disetorkan pada tahun 2024 hanya dapat ditarik dalam mata uang lokal, dinar Irak dengan kurs resmi 1.320. Nilai tukar pasar paralel dinar Irak berada pada angka 1.560 pada hari Kamis atau 15% di bawah nilai tukar resmi.

Ahmed menjelaskan, jika transfer bisa langsung transfer. Namun, apabila ingin menarik uang tunai maka harus menggunakan kurs resmi dalam dinar. 

Saat ini, Irak juga telah menyiapkan sebuah platform untuk mengatur sistem transfer. Selama ini, sebagian besar permintaan dollar berasal dari sistem ini. Dulunya, sistem transfer juga menjadi sarang kuitansi palsu dan transaksi palsu yang mengalirkan dollar AS ke Iran dan Suriah. Padahal kedua negara tersebut saat ini berada di bawah sanksi AS.

Platform transfer tersebut nantinya didirikan bersama pihak berwenang di AS. Selama ini, Irak sangat bergantung pada Amerika Serikat. Ini untuk memastikan pendapatan dari minyak tidak mendapat kecaman dari AS.

Baca Juga: BPOM India Temukan Kandungan Zat Beracun Pada Sirup Obat Batuk dan Antialergi

"Penarikan tunai terus disalahgunakan termasuk oleh pelancong yang diberikan kuota negara sebesar US$ 3.000. Namun mereka tetap bisa menemukan cara untuk mempermainkan sistem," kata Ahmed.

Beberapa bulan terakhir, banyak bank lokal telah membatasi penarikan tunai dalam dollar AS. Kondisi memperparah kekurangan yang menyebabkan nilai tukar pasar paralel terus meningkat.

Ahmed mengatakan, beberapa bank bahkan kekurangan dollar karena banyak orang yang mencoba menarik dollar sekaligus di tengah kondisi tidak nyaman terhadap sistem keuangan. Beberapa bank juga mengalami kekurangan karena memberikan pinjaman dalam mata uang dollar AS yang kemudian dibayar kembali dalam dinar.

"CBI juga membatasi jumlah dolar yang disediakan sebagai bagian dari perjanjian dengan The Fed untuk membatasi uang tunai dan beralih ke pembayaran elektronik," jelas Ahmed seperti dikutip Reuters.

Ahmed mengatakan, CBI menyadari dinar akan kehilangan nilai seiring diberlakukannya kebijakan baru tersebut. Namun ia mengatakan, hal ini merupakan efek samping yang harus diterima dari sistem keuangan dan CBI menyediakan dolar dengan harga resmi untuk semua tujuan yang sah.

"Biaya yang kami tanggung saat ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tujuan ini," jelas Ahmed. Ahmed menambahkan, Irak bahkan tidak masalah jika nilai tukar dinar makin melemah menjadi 1.700. 

Baca Juga: Turki Balas Dendam setelah Pemboman di Ankara



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×