kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iran bisa kehilangan permintaan minyak dari India


Selasa, 09 Agustus 2016 / 22:07 WIB
Iran bisa kehilangan permintaan minyak dari India


Reporter: Namira Daufina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Iran harus mempersiapkan diri kehilangan salah satu konsumen utama minyaknya dari India. Penyebabnya karena kerja sama baru yang melibatkan impor minyak dari Rusia.

Perusahaan ini mengekspektasikan penurunan pembelian minyak dari Iran setelah pengiriman dilakukan oleh OAO Rosneft, perusahaan minyak pemerintah Rusia. OAO Rosneft memang sedang bernegosiasi untuk membeli saham di salah satu perusahaan India. Hanya saja memang hal tersebut belum akan terjadi di tahun ini. Mengingat belum ada kepastian kesepakatan dengan perusahaan Rusia itu.

Pada Juli 2015 lalu memang Rosneft menandatangi perjanjian untuk menyuplai pasokan minyak dalam 10 tahun mendatang dengan Essar Oil. Selain itu Rosneft juga akan membeli saham Essar sebesar 49%. Bagian dari perjanjian itu menyatakan produsen Rusia akan menyuplai 10 juta ton minyak per tahun atau sekitar 200.000 barel per hari untuk tambang pengolahan Vadinar milik Essar di wilayah barat kota Gujarat India.

Sebagai gambaran, sepanjang semester satu 2016 ini Essar membeli minyak mentah lebih dari 148.000 barel per hari dari Iran. Itu mencakup 40% dari seluruh penjualan minyak Iran secara global.

“Sepertiga dari seluruh kebutuhan minyak mentah Essar yang mencapai 20 juta ton per tahun memang dipenuhi dari minyak Iran,” kata Lalit Kumar Gupta, CEO Essar Oil Ltd seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (9/8).

Memang jika nantinya kesepakatan dicapai antara India dan Rusia maka itu akan menghalangi upaya Iran untuk menjaga pangsa pasarnya. Terutama karena India merupakan pengimpor minyak utama mereka. Sepanjang semester satu 2016 pengiriman Iran ke India melesat 63% dengan pengiriman rata-rata harian sebanyak 403.000 barel per hari. Dengan raihan pengiriman sebesar itu menjadikan Iran sebagai supplier minyak terbesar ke empat India untuk periode April – Juni 2016 lalu.

“Begitu nantinya Rosneft sudah resmi bergabung secara operasional, di situ kita akan tau mau memberi seberapa besar,” tambah Gupta.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/8) pukul 20.00 WIB harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman September 2016 melesat 0,56% di level US$ 43,26 per barel dibanding hari sebelumnya.




TERBARU

[X]
×