Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Jika Iran menginginkan senjata nuklir, mereka pasti sudah membuatnya, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN yang tayang Selasa (2/2).
"Jika kami ingin membuat senjata nuklir, kami bisa melakukannya beberapa waktu lalu," kata Zarif kepada Christiane Amanpour dari CNN, seperti dikutip Reuters.
"Tapi, kami memutuskan, senjata nuklir bukan, tidak akan meningkatkan keamanan kami, dan bertentangan dengan pandangan ideologis kami. Dan itulah mengapa, kami tidak pernah mengejar senjata nuklir," tegasnya.
Pada Senin (1/2), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan kepada NBC, jika Iran melanggar pembatasan tambahan yang termasuk dalam kesepakatan nuklir 2015, mereka bisa memperoleh cukup bahan fisi untuk bom dalam "hitungan minggu".
Baca Juga: Di tengah ketegangan dengan AS, Iran istirahatkan 3 kapal selam paling mumpuni
Zarif menyebutkan, uranium yang diperkaya oleh Iran bisa segera diturunkan untuk memenuhi kesepakatan nuklir jika AS mencabut sanksi. "Delapan ribu pon uranium yang diperkaya bisa kembali ke jumlah sebelumnya dalam waktu kurang dari sehari," sebut dia.
Pemerintahan Joe Biden, menurut Zarif, memiliki "kesempatan terbatas" untuk memasuki kembali perjanjian nuklir 2015. "Waktu bagi Amerika Serikat untuk kembali ke perjanjian nuklir tidak terbatas," katanya.
Tapi, "Amerika Serikat memiliki jendela kesempatan yang terbatas, karena Presiden Biden tidak ingin menampilkan dirinya sebagai upaya untuk mengambil keuntungan dari kebijakan yang gagal dari mantan Pemerintahan (Donald) Trump," imbuh dia.
Koreografi Uni Eropa
Zarif membuat sketsa jalan untuk mengatasi kebuntuan dengan mengatakan, kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dapat "membuat koreografi" langkah tersebut.
Baca Juga: Siap melawan AS, militer Iran klaim miliki cadangan rudal yang cukup