kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Irene Rosenfeld: Berani menghadapi tantangan dan tak takut mengambil risiko (3)


Rabu, 23 November 2011 / 09:47 WIB
ILUSTRASI. Kapal perang USS John S McCain milik Angkatan Laut AS.


Sumber: Harian KONTAN, 13 Oktober 2011 | Editor: Catur Ari

Majalah Forbes menyebut Irene Rosenfeld adalah wanita berpengaruh kedua setelah Firsts Lady Amerika Serikat. Ia mengalahkan pembawa acara terkenal Oprah Winfrey dan juga Chief Executive Officer (CEO) PepsiCo Indra Nooyi. Nama Irene mencuat setelah menjabat CEO Kraft Food dan melakukan terobosan untuk mengakuisisi Cadbury senilai US$ 19 miliar, tahun lalu. Tak hanya itu, 2012 nanti, ia berencana membawa dua anak perusahaan Kraft Food melantai di bursa.

Kata perubahan sangat penting bagi sosok Irene Rosenfeld, Chief Executive Officer (CEO) Kraft Foods. Ia memiliki prinsip ingin melakukan perubahan di manapun ia berada.

Namun untuk melakukan perubahan dengan sukses, Irene memiliki pedoman, yaitu melakukan perubahan dengan konsisten. Ia yakin perubahan yang konsisten akan menuai keberhasilan.

Sebelum ia melakukan perubahan besar, sarjana psikologi itu melakukan perubahan kecil dulu, yaitu perubahan dalam diri sendiri. Ia menilai, mengubah diri sendiri sangat penting untuk mencari pola bersosialisasi, termasuk bekerja sama dengan orang lain.

Selain itu kunci sukses bagi Irene Rosenfeld adalah menciptakan tantangan baru. Bagi dia, tantangan sangat penting untuk membiasakan diri untuk berfikir maju, termasuk membentuk pola pikir berbeda atau dikenal dengan istilah "out of the box."

Karena kebiasaan menghadapi tantangan itu pula, Irene dikenal banyak orang sebagai sosok yang yang berani mengambil risiko. Dia bahkan berani mengambil pilihan yang sulit yang terkadang tidak terpikirkan bagi sebagian orang. Berkat keahlian menghadapi tantangan itulah dia sukses membawa Kraft Food melakukan ekspansi bisnis.

Tantangan terbesar yang berhasil ia lewati adalah proses akuisisi Cadbury, perusahaan permen asal Inggris. Akuisisi itu membuat nama Irene melambung dan menjadi buah bibir di kalangan investor. Bahkan ada investor Kraft Food yang sebelumnya meragukan keinginan Irene untuk melakukan akuisisi terhadap Cadburry tersebut akhirnya bersikap sebaliknya.

Keraguan dalam proses akuisisi Cadbury itu terlontar dari mulut pemilik saham mayoritas Kraft Food, yaitu Warren Buffett. Tetapi berkat keahlian, Irene berhasil menampik keraguan pemilik saham itu.

Dengan gamblang, Irene menjelaskan keuntungan dari proses akuisisi Cadbury untuk investor Kraft Food. Dengan mengakuisisi Cadbury senilai US$ 19 miliar pada tahun 2010 maka investor akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Sebab Cadbury memiliki jaringan distribusi ritel yang menyebar di banyak negara.

Di Meksiko, misalnya, Cadburry punya jaringan distribusi sebanyak 380.000 ritel. Lebih banyak daripada jaringan distribusi Oreo, salah satu produk Kraft Food yang memiliki 100.000 jaringan ritel.

Tidak hanya jaringan distribusi di Meksiko saja yang didapat Kraft Food, tapi juga jaringan Cadbury di negara lain seperti di India, di mana Cadbury punya 550.000 jaringan distribusi ritel.

Setelah mengakuisisi Cadbury itulah Kraft Food berhasil mendatangkan laba puluhan miliar. Semenjak itu semakin banyak orang yang kagum kepadanya, sehingga ia mulai dikenal sebagai orang yang memiliki visi yang jauh ke depan.

Namun kesuksesan mengakuisisi Cadbury tidak membuat Irene mau berdiam diri. Kini ia sedang sibuk mengurus dua anak perusahaan Kraft Food yang akan segera go public pada 2012 mendatang.

Dua anak perusahaan Kraft Food yang akan melantai di bursa itu adalah Grocery Company, perusahaan yang fokus di bisnis kelontong, serta Global Snacks Company, perusahaan yang berfokus pada produk permen dan kudapan ringan.

Grocery Company akan fokus menggarap pasar kelontong di Amerika Utara dengan produk Kraft, Maxwell House, Oscar Mayer, dan Philadelphia. Sedangkan Global Snack Company akan fokus menggarap pasar kudapan dan permen di pasar Eropa. "Kami fokus sekarang menciptakan dua perusahaan ini menjadi perusahaan kelas dunia," kata Irene seperti dikutip Bloomberg.

(Selesai)



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×