Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DUBLIN. Pemerintah Irlandia akan memompakan dana senilai 5,5 miliar euro atau US$ 7,7 miliar terhadap tiga bank utamanya. Selain itu, pemerintah juga memutuskan untuk mengambil alih Anglo Irish Bank Corp. Langkah-langkah ini ditujukan untuk melindungi industri jasa perbankan dari kebangkrutan setelah terjadinya krisis kredit global.
“Saya tidak mau terburu-buru dalam mengeluarkan kebijakan mengenai rekapitalisasi. Negara lain melakukannya tanpa perhitungan dan mereka berbuat kesalahan,” jelas Menteri Keuangan Brian Lenihan kepada reporter.
Nantinya, pemerintah Irlandia akan menyuntikkan dana sebesar 1,5 miliar euro kepada Anglo Irish. Sebagai balasan, pemerintah akan mendapatkan saham preferen dengan hak voting sebesar 75%. Sementara itu, Allied Irish Banks Plc dan Bank of Ireland Plc masing-masing akan mendapatkan suntikan dana senilai 2 miliar euro. Ketiga bank tersebut berbasis di Dublin.
Dengan dikeluarkannya saham preferen oleh Anglo Irish, pemerintah akan mendapatkan dividen rutinan dengan besaran tetap sekitar 10%. Sedangkan The Bank of Ireland dan Allied Irish akan membayar dividen sebesar 8%. Pemerintah juga akan mendapatkan 25% dari hak voting atas isu-isu utama perusahaan, seperti perubahan komposisi penguasaan saham dan struktur modal.
Lenihan menjelaskan, dengan adanya suntikan dana tersebut, rasio kecukupan modal Bank of Ireland dan Allied Irish akan naik sekitar 8 hingga 9%. Catatan saja, per akhir September lalu, rasio modal lapis pertama (capital tier 1 ratio) Bank of Ireland adalah 6,3%. Sementara, Allied Irish pada bulan lalu melaporkan tingkat rasio kecukupan modalnya akan sebesar 6% pada akhir tahun 2008.
Keputusan ini diambil pemerintah satu hari setelah Anglo Irish terlibat skandal yang berhubungan dengan pinjaman senilai 87 juta euro oleh Chairman Sean Fitzpatrick yang tidak dipublikasikan dari bank. Baik Fitzpatrick dan CEO David Drumm akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri pada minggu lalu.