kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ISIS raup US$ 25 juta per bulan dari main valas


Kamis, 03 Maret 2016 / 21:00 WIB
ISIS raup US$ 25 juta per bulan dari main valas


Sumber: CNBC | Editor: Mesti Sinaga

Kelompok militan ISIS ternyata punya banyak cara mengeduk uang untuk membiayai aksi-aksinya di seluruh dunia. Tak hanya mengeduk uang dari  penyelundupan minyak, pajak dan pemerasan, kelompok radikal ini ternyata mencetak banyak keuntungan dari pasar uang di Timur Tengah.

Menurut sekelompok pakar, ISIS meraup  keuntungan sekitar US$ 25 juta per bulan di pasar valuta asing (valas) dengan cara mengeksploitasi operasional perbankan di Irak.

Untuk mencetak keuntungan jutaan dollar per bulan itu, menurut para pakar  tersebut, ISIS telah memanfaatkan sejumlah celah atau kelemahan dalam sistem keuangan di Timur Tengah.

Hal ini disampaikan para pakar tersebut di hadapan Sub-komite Parlemen Inggris. Sub-komite ini memang tengah mengkaji upaya yang bisa dilakukan Inggris untuk memutus sumber pembiayaan ISIS.

“Sistem lelang valuta asing di Bank Sentral Irak sangat perlu untuk diinvestigasi,”  ujar David Butter dari lembaga kajian kebijakan Chatham House, salah satu dari pakar tersebut. Pasalnya, imbuh Butter, ISIS menggunakan sistem itu untuk mengeduk untung di pasar valuta asing (valas). Pernyataan Butter ini disampaikan Februari lalu, namun baru dipublikasikan Rabu kemarin (2/3).  

Ketika ditanya bagaimana cara ISIS  mengeduk untung dari permainan valas, Butter menjelaskan modusnya.  Menurut Butter, ISIS mengambil dinar Irak dari uang pensiunan  PNS dan bank-bank di Mosul, wilayah yang kini di bawah kontrol ISIS. 

Dana itu kemudian disalurkan ke bank-bank di Yordania, lalu kembali ke Irak melalui Ramadi, kota yang dulu menjadi markas ISIS. Berikutnya dana itu mengalir kembali ke sistem keuangan Baghdad (Irak)  melalui sebuah sistem transfer yang disebut ‘Hawala’.

Sistem transfer Hawala ini merupakan saluran alternatif remittance (pengiriman uang) yang berada di luar sistem perbankan tradisional.  

 “Jadi, ketika pemerintah Irak menyelenggarakan lelang valas reguler, uang ISIS disuntikkan ke dalam sistem, dan mereka bisa mencetak margin (laba) dari selisih berbagai mata uang. Keuntungan itu kemudian dikirimkan kembali ke dalam area ISIS, melalui sistem Hawala. Beginilah caranya uang  bergerak di Timur Tengah,” papar Butter seperti ditulis oleh CNBC.

"Berdasarkan perkiraan yang bisa dipercaya, saya melihat hal itu dilakukan secara terus menerus, sehingga  ISIS terus meraup keuntungan dari pasar valas Irak sekitar US$ 20 juta sampai US$ 25 juta per bulan,” ujar Butter.

Para pakar ini menepis anggapan yang beredar selama ini bahwa sumber utama pendanaan ISIS adalah dari bisnis minyak. Mereka menyatakan, media telah mendistorsi jumlah uang yang diperoleh ISIS dari bisnis minyak.

“Sumber keuangan terbesar ISIS adalah apa yang mereka akumulasi sebelum 2014,  dana perang dari Mosul dan operasi di Irak,” kata Butter.

Selain Butter, di antara para pakar tersebut terdapat pula Tom Keatinge dari Centre for Financial Crime and Security Studies at RUSI, dan Luay al-Khateeb, Direktur Eksekutif Iraq Energy Institute.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×