kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Israel selidiki dugaan kasus peradangan jantung akibat vaksin Covid-19 Pfizer


Rabu, 02 Juni 2021 / 10:14 WIB
Israel selidiki dugaan kasus peradangan jantung akibat vaksin Covid-19 Pfizer
ILUSTRASI. Vaksin Covid-19 Pfizer.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Sejumlah kecil kasus peradangan jantung ditemukan di antara penerima vaksin Covid-19 Pfizer di Israel. Kementerian Kesehatan Israel pada hari Selasa (1/6) menyatakan akan menyelidikinya lebih lanjut.

Dilansir dari Reuters, kasus peradangan jantung atau miokarditis di antara penerima vaksin Pfizer umumnya dialami oleh pria muda.

Di Israel, kementerian kesehatan mencatat 275 kasus miokarditis dilaporkan antara Desember 2020 dan Mei 2021 di antara lebih dari 5 juta orang yang divaksinasi.

Sebagian besar pasien yang mengalami radang jantung menghabiskan tidak lebih dari empat hari di rumah sakit dan 95% dari kasus diklasifikasikan sebagai kasus ringan. 

Penelitian yang dilakukan oleh tiga tim ahli menunjukkan, ada kemungkinan hubungan antara menerima dosis kedua vaksin Pfizer dan munculnya miokarditis di antara pria berusia 16 hingga 30 tahun. Berdasarkan temuan itu, kasus lebih banyak terjadi di antara pria berusia 16 hingga 19 tahun dibandingkan kelompok usia lainnya.

Baca Juga: Vaksin Sinovac sah masuk daftar penggunaan vaksin darurat WHO, ini 5 vaksin lainnnya

Melalui sebuah pernyataan, Pfizer telah mengetahui temuan miokarditis di Israel dan menyatakan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat dengan vaksinnya yang telah beredar.

Rencana penyelidikan mengenai kasus miokarditis bulan lalu juga dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Tidak hanya Pfizer, CDC juga menyelidiki vaksin Moderna.

Untuk sementara CDC tidak menemukan lebih banyak kasus daripada yang diperkirakan. Namun kelompok penasihat mengatakan bahwa penyedia layanan kesehatan harus diberitahu tentang potensi efek samping.

Temuan ini semakin hangat diperbincangkan menjelang keputusan pemerintah Israel untuk memberikan vaksin kepada anak usia 12-15 tahun.

Laporan media Israel mengatakan keputusan untuk memasukkan kelompok usia 12-15 tahun dalam program vaksinasi negara itu bisa datang paling cepat hari Minggu.

Setelah kabar miokarditis menyeruak, pemerintah kemungkinan akan melakukan kajian lebih lanjut untuk melihat besarnya risiko.

Selanjutnya: Varian Covid-19 Vietnam lebih berbahaya, kombinasi varian India-Inggris




TERBARU

[X]
×