Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
ROMA. Senat Italia bergegas untuk meluluskan kebijakan langkah pengurangan utang negara yang akan membuka jalan pembentukan pemerintahan baru. Ini penting untuk memulihkan kepercayaan para debitur terhadap keberlangsungan ekonomi Italia.
Besok Jumat (11/11), senat akan melakukan pemungutan suara untuk membuat paket kebijakan termasuk penjualan aset dan meningkatkan usia pensiun. "Dan Perdana Menteri Silvio Berlusconi akan mundur secepatnya," kata Angelino Alfani, Sekretaris Berlusconi dari Partai Liberty.
Bagaimana tidak, kemarin (10/11), yield obligasi bertenor 10 tahun Italia meroket 48 basis poin hingga mencapai rekor 7,25%. Ini sudah di atas ambang batas 7%. Angka ini pun menjadi yang tertinggi sejak Euro tercipta pada 1999. Obligasi Italia bertenor 5 tahun juga naik ke level 7%.
Ini kondisi yang berbahaya bagi perekonomian dan bisa membawa Italia ke posisi yang tidak stabil dan akhirnya bangkrut. "Tapi saya rasa Italia masih bisa bertahan dalam beberapa kuartal ke depan dengan melakukan langkah pemotongan utang yang ekstrem," kata Raj Badiani, ekonom senior HIS Global Insight.
Ekonom Capital Economics Ltd, Jonathan Loynes, berpendapat, Italia nantinya mungkin akan membutuhkan dukungan dan kemungkinan akan default. "Kondisi Italia saat ini merupakan ancaman terbesar bagi masa depan euro," kata Loynes.
Namun, Presiden AS Barack Obama, berpendapat, situasi antara Yunani dan Italia itu berbeda. Yunani bermasalah dengan kemampuan membayar utang, sementara Italia hanya bermasalah terhadap likuiditas. "Italia itu negara besar dan kaya," kata Obama.