kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Jangan Terlena! Kenaikan Tajam Harga Bitcoin bisa Berakhir dalam 2-3 Bulan ke Depan


Jumat, 04 Juli 2025 / 15:25 WIB
Jangan Terlena! Kenaikan Tajam Harga Bitcoin bisa Berakhir dalam 2-3 Bulan ke Depan
ILUSTRASI. Namun seorang analis kripto ternama memperingatkan bahwa masa kejayaan bull market ini mungkin hanya tersisa dalam hitungan bulan.  IMAGO/Robert Schmiegelt


Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) saat ini berada mendekati rekor tertingginya, namun seorang analis kripto ternama memperingatkan bahwa masa kejayaan bull market ini mungkin hanya tersisa dalam hitungan bulan, jika pola historis kembali terulang.

Dalam video terbaru yang dirilis pada Kamis, analis kripto Rekt Capital menyebut bahwa pasar Bitcoin bisa mencapai puncaknya sekitar bulan Oktober 2025, atau 550 hari setelah peristiwa halving pada April 2024. Perkiraan ini didasarkan pada pola pergerakan harga Bitcoin dalam siklus halving sebelumnya, khususnya pada tahun 2020.

“Kita hanya memiliki sedikit waktu dan ruang kenaikan harga yang tersisa,” ujar Rekt.

Menurutnya, itu berarti pasar bull Bitcoin bisa selesai dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Ia juga menyoroti bahwa banyak pelaku pasar saat ini terlalu fokus pada narasi baru dan cenderung mengabaikan siklus halving—yang selama ini dianggap sebagai acuan fundamental dalam memprediksi tren harga jangka panjang.

Baca Juga: Pasar Kripto Bergejolak di Awal Juli, Bitcoin Naik di Tengah Ketidakpastian Tarif AS

Analis Lain Optimistis: Bitcoin Bisa Capai US$170.000 hingga US$250.000

Sementara Rekt Capital menyerukan kehati-hatian, beberapa analis justru memperkirakan bahwa siklus Bitcoin kali ini akan lebih panjang, bahkan bisa melampaui tahun 2026. Misalnya, analis Crypto Auris menyebut bahwa ekspansi suplai uang global (M2 Money Supply) dapat mendorong Bitcoin menuju harga sekitar US$170.000.

Lembaga keuangan besar juga ikut bersuara. Pada Kamis lalu, Geoff Kendrick, kepala riset aset digital di Standard Chartered, mengatakan bahwa faktor institusional saat ini membuat Bitcoin tidak lagi sepenuhnya mengikuti dinamika tradisional siklus halving.

“Berkat peningkatan aliran dana dari investor, kami percaya Bitcoin telah melampaui dinamika sebelumnya yang menunjukkan penurunan harga 18 bulan pasca halving,” ujar Kendrick.

Standard Chartered bahkan memproyeksikan harga Bitcoin bisa mencapai US$200.000 pada akhir 2025. Perkiraan ini juga didukung oleh firma manajemen kekayaan Bernstein, meski masih di bawah prediksi paling optimistis dari Arthur Hayes (pendiri BitMEX) yang memperkirakan Bitcoin akan mencapai US$250.000.

Baca Juga: Jumlah Pemilik Dompet Bitcoin dengan Saldo di Atas Rp 16 Miliar Melonjak

Saat Ini Bitcoin Dekat Rekor Tertinggi

Menurut data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada saat artikel ini ditulis berada di kisaran US$109.155, hanya terpaut sekitar 2,5% dari all-time high sebesar US$111.970. Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan pasar yang kuat terhadap aset kripto tersebut, meskipun perdebatan mengenai arah pasar selanjutnya masih berlangsung panas.

Rekt Capital menutup analisanya dengan peringatan: terlalu cepat berpaling dari prinsip dasar seperti siklus halving bisa menjadi keputusan emosional yang justru menyesatkan investor.

“Mengejar metrik baru adalah reaksi impulsif. Ini juga soal emosi, dan emosi tidak boleh mengaburkan penilaian Anda,” tegasnya.

Selanjutnya: Bakal Jadi Pemungut Pajak, Tokopedia dan TikTok Shop Buka Suara

Menarik Dibaca: Manulife Indonesia dan Bank DBS Indonesia Luncurkan Manulife PRIME




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×