Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Japan Tobacco Inc merumahkan 1.600 karyawannya dan menutup empat pabrik miliknya. Langkah ini terpaksa dilakukan perusahaan untuk mendongkrak tingkat persaingan di pasar domestik dan meningkatkan profit perusahaan.
Kabarnya, pemangkasan karyawan yang mencapai 18% dari total armada Japan Tobacco, akan dilakukan melalui program pensiun sukarela yang ditawarkan kepada karyawan yang berminat. Mayoritas para pekerja akan keluar dari perusahaan paa akhir Maret 2015 dan menyusul lagi di bulan-bulan berikutnya.
"Bisnis tembakau domestik Jepang menghadapi tantangan yang berat. Terutama disebabkan oleh adanya kenaikan pajak secara berkelanjutan, pengetatan peraturan yang berhubungan dengan rokok, semakin tingginya kesadaran akan kesehatan, dan peningkatan masyarakat berumur," demikian penjelasan Japan Tobacco Inc dalam keterbukaan informasi di Tokyo Stock Exchange pada hari ini.
Catatan saja, Japan Tobacco merupakan perusahaan rokok terbesar di Asia yang tercatat di pasar saham. Saat ini, perusahaan harus menghadapi sejumlah tantangan yang berasal dari domestik seperti berkurangnya tingkat populasi. Rasio jumlah perokok di Jepang turun 4% menjadi 20,9% dalam empat tahun terakhir.
Menurut Akira Saeki, executive deputy president Japan Tobacco, adanya langkah efisiensi ini akan mulai dilakukan secepatnya pada April 2015.
Meski demikian, pasca pengumuman tersebut, saham Japan Tobacco mendaki 3,65% dan ditutup di posisi 3.550 yen. Ini merupakan level tertinggi sejak 14 Agustus lalu.